Durian J-Queen, Harganya Sama dengan 1 Unit Sepeda Motor, Pohonnya Cuma Satu Tak Ada yang Lain
Durian J-Queen ini dibanderol seharga Rp 14 juta per butir di Supermarket Asia Plaza Kota Tasikmalaya.
Penulis: Isep Heri Herdiansah | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Isep Heri
TRIBUNJABAR.ID, TASIKMALAYA - Kota Tasikmalaya dihebohkan adanya durian yang dijual seharga satu unit sepeda motor. Durian J-Queen ini dibanderol seharga Rp 14 juta per butir di Supermarket Asia Plaza Kota Tasikmalaya.
Saat Tribun Jabar mendatangi tempat dijualnya durian tersebut, dua butir durian tersebut dipamerkan di dalam sebuah kotak kaca dengan banderol harga fantastis.
Sontak keberadaannya menjadi perhatian masyarakat yang datang ke supermarket favorit warga Tasikmalaya tersebut.
Tak sedikit dari warga mengabadikan momen bersama display durian seharga Rp 14 juta tersebut.
Para pengunjung banyak yang merasa penasaran terhadap durian yang dibanderol harga fantastis itu.
Saat ditemui, penjual durian seharga Rp 14 juta, Sudarmo (40) asal Banyumas mengatakan durian ini dibanderol dengan harga selangit karena durian itu memang harta karunnya Banyumas.
Durian asli Banyumas itu kata Sudarmo dibandrol mahal karena kerap kali menjuarai kontes-kontes durian.
• Tausiah Ustaz Abdul Somad di Stadion GBLA Digelar Pukul 19.50 tapi Sejak Siang Jemaah Sudah Datang
Terakhir kali, si buah berduri itu mengalahkan durian andalan Malaysia yakni Musang Mas saat kontes beberapa waktu lalu di Jawa Tengah.
"Kenapa harganya fantastis ya kami umpamakan burung lah, semakin sering menang kontes maka harganya semakin fantastis ," kata Sudarmo kepada Tribun Jabar, Sabtu (26/1/2019).
Selain sering memenangi kontes, durian ini diklaim memiliki wangi yang lebih khas dibanding durian lainnya.
Harga fantastis juga dirasa pantas, bila mengingat pohon durian ini cuma ada satu-satunya dan mesti menunggu 3 tahun sekali untuk bisa dipanen.
Mengantuk Setelah Sarapan? Penyebabnya Tak Hanya Karena Kekenyangan, Tapi Juga Bisa Karena Ini https://t.co/RdtxAUs2LU via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) January 26, 2019
"Mahalnya ini karena pohonnya cuma ada satu-satunya dan hanya panen 3 tahun sekali itu pun buahnya tidak banyak," ujarnya.
Kata Sudarmo, pohonnya pun tidak bisa diperbanyak, sudah dicoba beberapa kali gagal.