Reaktivasi Jalur Kereta Banjar-Pangandaran Dimulai Tahun Ini, Nanti ke Pangandaran Bisa Naik Kereta
Rencana reaktivasi jalur kereta Banjar-Pangandaran akan dimulai tahun ini. Langkah selanjutnya penertiban bangunan di atas jalur.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: taufik ismail
Laporan Wartawan Tribun Jabar, M Syarif Abussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Walaupun memiliki nama Kereta Api (KA) Pangandaran, rute yang dilalui kereta api ini Jakarta-Bandung-Banjar, tidak sampai ke Pangandaran.
Wacana reaktivasi jalur kereta Banjar-Pangandaran yang berhenti beroperasi sejak 1982 pun kembali mengemuka.
Direktur Utama PT KAI, Edi Sukmoro, mengatakan rencana reaktivasi jalur Banjar-Pangandaran yang melewati rute sepanjang 82 kilometer sampai Stasiun Cijulang akan dimulai tahun ini. Pemerintah Provinsi Jabar pun bersemangat membantu proses reaktivasi jalur tersebut.
"Rencana jalur Pangandaran, kan, sudah diumumkan, pemerintah juga ingin reaktivasi. Doakan saja mudah-mudahan kami bisa menjalankan itu karena pikir kami juga masyarakat punya akses yang mudah untuk ke kota-kota besar," kata Edi Sukmoro di Stasiun Bandung, Rabu (2/1).
Menurut Edi Sukmoro perencanaan reaktivasi jalur ini memang akan dimulai tahun ini tapi pihaknya belum bisa menentukan target operasionalnya.

Hal ini disebabkan jalur tersebut harus mengalami normalisasi, termasuk penertiban bangunan yang dibuat secara liar di atas jalur tersebut.
"Ke Pangandaran kami rencanakan dimulai 2019. Target penyelesaian saya hanya berikan gambaran secepatnya. Itu saja. Saya harap bisa membantu masyarakat mengangkut hasil bumi, untuk transportasi masyarakat, dan pariwisata," kata Edi Sukmoro.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat Dedi Taufik mengatakan, reaktivasi jalur kereta api Banjar-Pangandaran-Cijulang ini sudah melewati tahap studi dan perencanaan.
Tahap selanjutnya adalah penertiban bangunan di atas jalur dan pembebasan lahan untuk stasiun baru.

"Kami inventarisasi lahan kembali. Saya pikir sangat baik kami kembangkan reaktivasi jalur ini karena akan menjadi opsi moda transportasi. Jadi bisa naik kereta, lewat udara, laut, atau jalan darat," kata Dedi Taufik.
Pemprov Jabar, kata Dedi Taufik, sudah melakukan beberapa perencanaan di jalur tersebut dan memang dibutuhkan penertiban sepanjang jalur.
Pihaknya pun bisa mengusulkan perubahan trase atau pembuatan stasiun baru.
Reaktivasi jalur ini, kata Dedi Taufik, akan mendukung rencana pendirian kawasan ekonomi khusus (KEK) di Pangandaran dan kawasan selatan Jabar.
Reaktivasi ini sama seperti rencana reaktivasi jalur Bandung-Ciwidey, Cibatu-Garut, dan Bandung-Tanjungsari, yang akan membuka opsi baru transportasi.