Longsor di Sukabumi

Analisis PVMBG Tentang Penyebab Longsor di Desa Sirnaresmi Cisolok Sukabumi

Menurutnya, morfologi daerah bencana adalah perbukitan dengan kemiringan lereng terjal hingga sangat terjal.

Editor: Ravianto
Tribun Jabar/Ferri Amiril Mukminin
Suasa di lokasi longsor di Kampung Garehong, RT 05/04, Dusun Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. 

TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Peristiwa longsor yang terjadi di Kampung Cigarehong, Dusun Cimapag, Desa Sirnasari, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Senin (31/12/2018) petang, adalah jenis gerakan tanah, yang diperkirakan berupa longsoran rombakan.

Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani, dalam keterangan tertulisnya memperkirakan, ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya gerakan tanah di wilayah tersebut, yakni karena hujan dengan intensitas tinggi yang turun sebelum kejadian gerakan tanah, kemiringan lereng terjal, dan material penyusun lereng yang bersifat poros dan mudah menyerap air.

Menurutnya, morfologi daerah bencana adalah perbukitan dengan kemiringan lereng terjal hingga sangat terjal.

"Lokasi bencana berada pada ketinggian lebih dari 650-800 meter diatas permukaan laut. Di sebelahnya terdapat alur sungai kecil," ujarnya seperti dikutip Kompas.com.

Kasbani mengatakan, berdasarkan Peta Geologi Lembar Sukabumi, Jawa, daerah bencana disusun oleh satuan breksi tapos, breksi gunungapi, dan aglomerate.

Berdasarkan Peta Potensi Terjadi Gerakan Tanah Kabupaten Sukabumi, bulan Desember 2018 (PVMBG), daerah bencana sebagian besar masuk ke dalam zona kerentanan gerakan tanah menengah-tinggi.

"Artinya daerah ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan dan gerakan tanah lama dapat aktif kembali," katanya.(*)

 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved