Begini Situasi Mencekam Dirasakan Warga yang Hidup di Pulau Terdekat dengan Gunung Anak Krakatau
Kedua pulau tersebut menjadi daratan paling dekat dengan Gunung Anak Krakatau (GAK). Evakuasi dilakukan karena aktivitas Gunung Anak Krakatau
lihat foto
TRIBUNJABAR.ID - Sekitar seribu warga Pulau Sebesi dan Sebuku di Lampung Selatan segera dievakuasi ke daratan pada Rabu (26/12/2018).
Kedua pulau tersebut menjadi daratan paling dekat dengan Gunung Anak Krakatau (GAK). Evakuasi dilakukan karena aktivitas Gunung Anak Krakatau yang meningkat.
Status Gunung Anak Krakatau sendiri sudah ditingkatkan menjadi level III.
Sebelum adanya evakuasi, seorang warga pulau Sebesi, Suganda mengatakan gunung berapi itu mengeluarkan suara dentuman setiap hari.
Bahkan abu vulkanik Gunung Anak Krakatau menyelimuti pulau Sebesi. Praktis akibat hal itu aktivitas warga berhenti total.
• Jembatan di Rancamanyar Baleendah Ini Sudah Setahun Rusak, Warga Bikin Spanduk Sasak Anyar 2019
"Sekarang, debu Gunung Anak Krakatau menyelimuti pulau. Dan, suara letusannya semakin kuat. Karena itu, kami minta dievakuasi karena khawatir dengan aktivitas gunung berpi itu," kata Suganda, Rabu (26/12/2018).
Seorang warga Sebesi lainnya, Abduraham, mengaku suara dentuman selalu terdengar setiap hari. Bahkan diikuti kilatan petir yang menakutkan.
"Kondisinya sangat mencekam. Debu GAK mulai menyelimuti Pulau Sebesi. Suara gelegar letusan juga sangat kuat," katanya.
Hari Ini 27 Desember Hari Lahir Nike Ardilla, Kamarnya Dijaga https://t.co/uZaEWI72tL via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) December 27, 2018
Sedangkan proses evakuasi di kedua pulau itu menggunakan tiga kapal laut.
Proses evakuasi sendiri berlangsung sejak pagi hingga sore hari. Pada pagi hari 1.000 warga diangkut menggunakan KMP Jatra III.
Mereka tiba di dermaga 5 Pelabuhan Bakauheni pada sekitar pukul 11.45 WIB.
Selanjutnya pada siang hari, lebih dari 200 warga diangkut menggunakan Kapal KN Trisula, dan sisanya diangkut dengan KN Sabuk Nusantara.
