Penemuan Fosil
Begini Cara Tim Laboratorium Paleontologi ITB Angkat Potongan Gading Stegodon Raksasa
Gading Stegodon Raksasa ditemukan seorang warga Majalengka pada pertengahan Maret 2018.
Penulis: Theofilus Richard | Editor: Yongky Yulius
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Theofilus Richard
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Gading stegodon raksasa ditemukan seorang warga Majalengka pada pertengahan Maret 2018.
Pada 30 Maret 2018, Tim Laboratorium Paleontologi ITB mengecek lokasi berdasarkan laporan warga.
Kemudian, pada 14-16 April 2018, tim melakukan eskavasi di lokasi tersebut.
Mahasiswa S3 Paleontologi ITB yang ikut dalam proses eskavasi fosil tersebut, Agus Hascaryo, mengatakan bahhwa ketika fosil ditemukan, yang perlu dilakukan tim adalah menggalinya.
“Bukan menggali sembarangan tapi sistematis, bisa dipertanggungjawabkan secara akademis,” ujarnya ketika ditemui di Gedung Teknik Geologi ITB, Bandung, Jalan Ganeca, Kota Bandung, Jumat (21/12/2018).
Di lokasi eskavasi, tim membuat kotak persegi yang mencakup fosil tersebut.

Kemudian, tim mengupas lapisan tanah sedikit demi sedikit.
“Perlahan kami kupas agar tidak terkena alat eskavasi semisal cangkul,” ujarnya.
Proses eskavasi stegodon, diakui Agus, tidak mudah lantaran harus berhadapan dengan cuaca yang tidak bersahabat.
Ia mengatakan, fosil tidak boleh terkena air.
Jika terkena air, maka fosil bisa menjadi hancur dan lemah.
Selain itu, apabila hujan menyebabkan banjir, ada kemungkinan fosil bisa hanyut.
“Kami beri paraloid, kami olesi lem, pelan-pelan kami angkat,” ujarnya.

Agus mengatakan bahwa tim tidak bisa mengangkatnya secara langsung, karena kondisi gading yang terpatah-patah.