Meskipun Tak Berhasil Juara, Tim Indonesia Sukses Raih Piala Fair Play dari Homeless World Cup

Indonesia berpartisipasi pada ajang Homeless World Cup (HWC) 2018 yang berlangsung di Zocalo Capitalino, Mexico City pada 13-18 November.

Penulis: Ery Chandra | Editor: Yongky Yulius
Tribun Jabar/Ery Chandra
Empat orang pemain tim HWC yang telah kembali ke tanah air, didampingi oleh pegiat Rumah Cemara langsung memamerkan piala berwarna silver dan plakat warna cokelat dan kuning, di sebuah kedai kopi, di Jalan Geger Kalong, Kota Bandung, Rabu (28/11/2018). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ery Chandra

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Indonesia berpartisipasi pada ajang Homeless World Cup (HWC) 2018 yang berlangsung di Zocalo Capitalino, Mexico City pada 13-18 November.

HWC adalah turnamen sepak bola tahunan yang diselenggarakan oleh Homeless World Cup Foundation, sebuah organisasi sosial yang mengadvokasi akhir tunawisma melalui olahraga sepak bola asosiasi.

Di kompetisi itu, tim Indonesia menempati posisi ke-10 klasemen akhir HWC 2018.

Meskipun tak berhasil juara, tim Indonesia sukses membawa pulang Richard Ishmail Fair Play Award atau Piala Fair Play.

Empat orang pemain tim HWC yang telah kembali ke tanah air, didampingi oleh pegiat Rumah Cemara langsung memamerkan piala berwarna silver dan plakat warna cokelat dan kuning, di sebuah kedai kopi, di Jalan Geger Kalong, Kota Bandung, Rabu (28/11/2018).

Satu di antara pemain tim Indonesia, sekaligus kapten tim, Dego Z Arifin (25) mengatakan, sebelum keberangkatan hingga pengumuman kemenangan piala fair play, pemain memang telah menyiapkan mental untuk menghadapi apapun hasilnya, baik kalah ataupun menang.

Pernah Perkuat Timnas Indonesia, Jake Arisandy Kini Menjadi Wasit Homeless World Cup

"Kami enjoy saja. Kami juga tidak menyangka bisa masuk dalam 10 tingkat dunia dan memperoleh piala fair play dari total 47 negara," ujarnya.

Dego tak memungkiri adanya dinamika saat pertandingan berlangsung di Meksiko.

Tetapi tim bisa mensiasatinya dengan bermain dengan santai dan berusaha dengan maksimal.

"Kami juga menekankan agar tak adu badan, tapi mengejar bola. Karena niat kami bermain dengan baik sehingga bisa diambil positifnya," kata Dego.

Dego menuturkan dari total pemain delapan orang tim Indonesia, tantangan yang cukup menantang untuk mengatur emosi adalah ketika bertanding menghadapi tim Skotlandia dan Polandia.

Satu di antara pegiat Rumah Cemara, Jimmy mengatakan, rasa terima kasih mendalam kepada seluruh pihak yang telah memberangkatkan tim Indonesia ke Meksiko dan bertanding, sehingga bisa pulang ke tanah air membawa piala.

"Bertanding di Meksiko merupakan hal yang spesial. Bahkan tim bisa menunjukkan sportivitas lumayan tinggi. Mulai dari proses camp, hingga membawa piala fair play. Juga bisa menunjukkan pada dunia bisa bermain secara bahagia, dan fair play," kata Jimmy.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved