Mutasi Genetik Suku Fore di Pedalaman Papua Nugini, Penyebabnya Karena Ritual Makan Otak Manusia

Suku Fore di Papu Nugini mengalami mutasi genetik karena ritual makan otak manusia.

Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Kisdiantoro
Ancient Origins
Suku Fore di Papua Nugini yang memiliki ritual makan otak manusia saat pemakaman. 

TRIBUNJABAR.ID - Di Papua Nugini terdapat suku pedalaman yang bernama Suku Fore.

Suku Fore tinggal di Distrik Okapa, Eastern Highlands Province, Papu Nugini.

Uniknya, Suku Fore mengalami mutasi genetik yang tidak ditemukan pada tubuh manusia pada umumnya.

Melansir dari Daily Mail, suku Fore yang berjumlah sekitar 20 ribu orang merupakan suku yang terisolasi dari dunia luar sampai pada tahun 1950.

Sejumlah ilmuwan melakukan kontak kepada Suku Fore dan meneliti kebiasaan dan gaya hidup mereka.

Papua Nugini Rusuh, Pesawat dan Rumah Gubernur Dibakar, Keadaan Darurat Selama 9 Bulan

Akhirnya terkuak ritual kanibalisme yang dilakukan oleh Suku Fore.

Ritual tersebut merupakan bentuk penghormatan yang dilakukan bila ada sanak saudara yang meninggal.

Letak Suku Fore di Papua Nugini.
Letak Suku Fore di Papua Nugini. (Daily Mail)

Para anak-anak dan wanita Suku Fore memakan bagian otak saudara mereka yang meninggal.

Sementara, pria memakan daging dan kulitnya.

Tanpa Suku Fore ketahui, ritual tersebut ternyata berdampak pada kesehatan mereka.

Suku Fore di Papua Nugini yang memiliki ritual makan otak manusia.
Suku Fore di Papua Nugini yang memiliki ritual makan otak manusia. (genealogyreligion.net via Ancient Origins)

Suku Fore terjangkit penyakit Kuru atau sapi gila.

Penyakit sapi gila membuat mereka kehilangan kemampuan berjalan, menelan, dan mengunyah.

Hal tersebut berdampak buruk pada penurunan berat badan dan kematian.

Seorang pria Suku Fore menggendong anak yang terjangkit penyakit sapi gila.
Seorang pria Suku Fore menggendong anak yang terjangkit penyakit sapi gila. (Macalester.edu via Ancient Origins)

Puncaknya pada tahun 1960, penyakit sapi gila membunuh lebih dari 2% populasi Suku Fore setiap tahunnya.

Korban lebih banyak terjadi pada wanita, jumlahnya lebih dari delapan kali dari pria.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved