Ketika Lingkungan Hidup Kawasan Bandung Utara yang Dianggap Kritis Dibahas dalam Sebuah Diskusi
Acil Bimbo mengatakan, kondisi lingkungan kawasan Bandung utara (KBU), bukan hanya menjadi tanggung jawab seniman dan budayanya.
Penulis: Ery Chandra | Editor: Yongky Yulius
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ery Chandra
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Budayawan sekaligus pemerhati lingkungan, Acil Darmawan Hardjakusumah atau Acil Bimbo mengatakan, kondisi lingkungan kawasan Bandung utara (KBU), bukan hanya menjadi tanggungjawab seniman dan budayawan, tetapi utamanya mencakup peran pemerintah setempat.
Kondisi alam dan lingkungan hidup yang kian kritis akibat ulah manusia, lanjutnya, menjadi tantangan yang mesti bisa dijawab oleh pelaku budaya di tanah pasundan.
"Harusnya ada kesungguhan dari pemerintah. Dan keberpihakan pada penduduk di situ dan rakyat kecil," ujar Acil Bimbo, dalam sebuah diskusi bertajuk 'Mencari Format Pembenahan yang Partisipatif bagi Kawasan Bandung Utara' yang digelar KNPI Kota Bandung di Banyu Leisure Park, Jalan Ciungwanara, Kota Bandung, Jumat (2/11/2018).
Untuk diketahui, dalam diskusi itu, selain Acil Bimbo, pembicara yang hadir adalah; perwakilan PDAM Tirtawening, Dine Dwinarjati; dan aktivis lingkungan, Dadang Sudarja.
• Memasuki Musim Hujan, Kawasan Bandung Utara Dinilai Berpotensi Timbulkan Bencana, Ini Alasannya
Lebih lanjut Acil Bimbo menjelaskan soal kekhawatirannya lantaran kerusakan lingkungan berdampak pada budaya setempat, sehingga, adat istiadat di wilayah KBU makin terpinggirkan ke depannya.
Ia berharap, semoga ke depannya ada dari kalangan pemuda dan mahasiswa yang secara lebih luas lagi yang menyoroti wilayah tersebut.
"Potensinya luar biasa indah, adat di situ bagus perlu diperhatikan. Jangan sampai Bandung utara yang dirugikan masyarakat sana. Adat-adat di sana juga tolong dijaga," kata Acil Bimbo.
Aktivis Lingkungan, Dadang Sudarja mengatakan, berdasarkan fakta yang terjadi di lapangan, dalam beberapa waktu terakhir kerusakan KBU kian berdampak langsung pada Cekungan Bandung, sehingga persoalan tak kunjung selesai dan menjadi darurat.
Dikatakannya, saat ini harusnya kita semua melihat daya dukung KBU sesuai dengan kajian lingkungan hidup strategis Jawa Barat, sehingga penting bagi keberlangsungan hidup Cekungan Bandung ke depannya.
"Yang strategis adalah air dan udara harus terbuka kepada publik. Kalau sepotong-potong tanpa ada keterlibatan semua pihak dan tak ada kesungguhan semua pihak akan semakin semerawut dan menurun daya dukungnya," ujar Dadang, seusai diskusi.
Dadang mengatakan, langkah solutif adalah dari sisi fungsi hidrologis.
Hutan-hutan yang berada di zona inti fungsinya direhabilitasi dan reboisasi, semisal, kawasan yang masih berfungsi dengan baik Tangkuban Perahu, Burangrang, Gunung Manglayang, Gunung Puntang, Gunung Sunda, dan lainnya mesti diproteksi.
• Cegah Bencana Kekeringan, Bandung Utara Harus Diproteksi dari Pembangunan Tak Terkendali
"Untuk semua pihak langkah dan tindakan yang sama agar mencegah tingkat degradasi Bandung utara tidak terus berdampak pada kerusakan lingkungan," katanya.
Wakil Ketua Hubungan Antar Lembaga KNPI Kota Bandung, Fahmi Iswahyudi menyampaikan saat membuka diskusi, sangat penting kawasan Bandung Utara dilakukan pembenahan agar tidak terdapat bencana lagi ke depannya.
"Ini adalah persoalan semua warga Jawa Barat. Kami ingin mengajak semua pihak lebih luas agar penyelesaian bisa dilakukan secara komprehensif. Semoga diskusi ini bisa berjalan lancar dan menghasilkan yang produktif ke depannya," ujar Fahmi.
