HDBR Minta Driver Ojek Online yang Pakai Fake GPS Dihapus, Manajemen GoJek Bandung Tanggapi Begini
Manajemen GoJek Bandung akan menidaklanjuti aspirasi ratusan pengemudi ojek online HDBR yang mendesak dihapusnya pengguna fake GPS
Penulis: Syarif Pulloh Anwari | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Syarif Pulloh Anwari
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Manajemen GoJek Bandung akan menidaklanjuti aspirasi ratusan pengemudi ojek online yang tergabung dalam Himpunan Driver Bandung Raya (HDBR) yang mendesak dihapusnya pengguna fake GPS, dengan melakukan aksi damai di depan kantor GoJek Cabang Bandung, Jalan Kiaracondong, No 372A, Kota Bandung, Jumat (2/11/2018).
Head Regional Corporate Comunication GoJek Jawa Barat, Wildan Kesuma mengatakan pihaknya menerima dengan baik aspirasi yang disampaikan massa aksi, satu di antaranya yang menjadi aspirasi yaitu terkait penggunaan fake GPS oleh oknum driver atau pengemudi ojek online yang masih banyak ditemukan di Kota Bandung.
"Pada prinsipnya kami apresiasi masukan dari HDBR. Kami juga apresiasi teman-teman HDBR yang jujur yang beroperasi dengan tekun, kerja keras, dan tanpa menggunakan fake GPS," ujar Head Regional Corporate Comunication GoJek Jawa Barat, Wildan Kesuma saat ditemui Tribun Jabar seusai mediasi dengan perwakilan Himpunan Driver Bandung Raya di Kantor Gojek Cabang Bandung, Jalan Kiaracondong, No 372A, Kota Bandung, Jumat (2/11/2018).
Wildan Kesuma menjelaskan, pihaknya telah melakukan beberapa upaya seperti sosialisasi ke mitra atau pengemudi ojek online dengan cara melakukan diskusi perihal fake GPS.
"Kami sering lakukan (kopdar) dengan mitra kami," ujar Wildan Kesuma.
• Ratusan Driver Ojek Online Desak Manajemen GoJek Bandung Nonaktifkan Pengguna Fake GPS
• BREAKING NEWS - Ratusan Driver Ojek Online Geruduk Kantor Gojek Bandung, Polisi Pun Sudah Bersiaga
• Bhayangkara FC, Lawan yang Selalu Menyulitkan Persib Bandung, Musim Lalu Bikin Pelatih Mundur
Disinggung mengenai banyaknya driver atau pengemudi ojek online yang menggunakan fake GPS dan HDBR minta untuk menghapusnya, Wildan Kesuma enggan berkomentar.
"Nanti kami akan informasikan lebih lanjut, untuk saat ini cukup dulu," ujarnya.