Jawa Barat Rawan Diguncang Gempa Besar, Bangunan Seharusnya Dibangun dengan Standar Baru
Mengenai wilayah yang terdampak paling parah, kata Sri, wilayah dengan tanah lunak bisa menjadi wilayah dengan dampak terparah.
Penulis: Theofilus Richard | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Theofilus Richard
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pulau Jawa menjadi satu di antara pulau di Indonesia yang rawan terhadap bencana gempa bumi.
Jawa Barat sendiri memiliki potensi diguncang gempa besar.
Seismolog ITB Sri Widyantoro, mengatakan bahwa ada potensi gempa berkekuatan magnitudo 8,7 atau lebih besar dibanding yang terjadi di Palu (magnitudo 7,4).
Cara Mudah Masak Nasi Goreng Telur Scramble di Rumah, Cocok Buat Makan Siang https://t.co/VZaXgHinl8 via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) October 23, 2018
"Contoh di Jakarta tahun 1699 merasakan goncangan sampai skala mmi, 8. Bangunan Belanda yang relatif kokoh itu rusak," ujarnya ketika ditemui di ITB, Bandung, Selasa (23/10/2018).
Karena itu, untuk meminimalisasi kerusakan, bangunan harus dibangun dengan standar yang baru.
Sri Widyantoro menyontohkan Jembatan Kuning Palu yang roboh akibat gempa.
Jembatan tersebut dibangun sebelum adanya standarisasi yang baru.
• Sandiaga Uno Meminta Semua Pihak Menahan Diri Terkait Insiden Pembakaran Bendera di Garut
"Jembatan dibuat sebelum ada aturan baru, dimana percepatan tanah hanya 0,2 (g), ternyata gempa kemarin menimbulkan percepatan tanah di atas 1(g),"
"Kalau banyak bangunan seperti itu di Jabar, akan berbahaya," ujarnya.
Mengenai wilayah yang terdampak paling parah, kata Sri, wilayah dengan tanah lunak bisa menjadi wilayah dengan dampak terparah.
"Dampak bisa saja tempatnya jauh dari sumber tapi lebih rusak karena tipe tanah yang lunak mengalami getaran lebih tinggi dibanding di dekat sumbernya," ujarnya.
• Jalan Tol Bawen-Yogyakarta Tetap Berjalan, Gubernur Jateng Minta Masyarakat Bersabar
• Tahu dan Tempe Sama-sama Dibuat dari Kacang Kedelai, Mana yang Lebih Bergizi?