Meski Banyak Tugas Kuliah, Willy Tetap Pilih Tidur 8 Jam Sehari, Terbukti IPK Tertinggi 3,97

Willy Apriyanto (22) lulusan Program Studi Teknik Kelautan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL) ini menjadi wisudawan terbaik ITB

Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Ichsan
tribunjabar/hilda rubiah
Willy Apriyanto (22) lulusan Program Studi Teknik Kelautan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL), wisudawan ITB peraih IPK 3,97, nyaris sempurna. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilda Rubiah

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Willy Apriyanto (22) lulusan Program Studi Teknik Kelautan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL) ini menjadi wisudawan terbaik ITB tahun ini dengan meraih IPK 3,97, atau nyaris sempurna.

Willy dilantik pada wisuda pertama ITB tahun akademik 2018/2019, di Sasana Budaya Ganesa (Sabuga) Jalan Tamansari No 73 Bandung, Sabtu (20/10/2018).

Ke Mana Larinya Duit Denda Liga Indonesia? Ini Jawaban Sekjen PSSI Ratu Tisha

Mahasiswa angkatan 2014 ini, tak pernah menyangka menyandang predikat sebagai wisudawan peraih IPK tertinggi, pasalnya dia mengaku tidak belajar terlalu keras.

Tak ayal, bahkan Willy mengaku dirinya adalah seorang pemalas untuk pergi kuliah jika telah mengerjakan tugas sampai melewatkan jam istirahatnya.


Willy lebih memilih tidur, semisal ketika beberapa dosen ada yang mengajukan pilihan tidak mengapa jika absen.

"Aku punya kebiasaan harus tidur minimal 8 jam atau 10 jam juga gak masalah sih," ujar Willy kepada Tribun Jabar saat ditemui di Sabuga ITB, Sabtu (20/10/2018).

Waktu istirahat baginya merupakan sesuatu yang juga penting dibanding tuntutannya harus belajar terus menerus.

Hasil Chelsea vs Manchester United 2-2: Gol Menit 90+6 Gagalkan Kemenangan Setan Merah

Meski selama kuliah di ITB banyak dibebani tugas, tidur 8 jam sehari merupakan kebutuhan dasar bagi Willy yang mesti dipenuhi haknya. 

Jika belajar terus menerus sampai menganggu waktu istirahat menurutnya tidaklah tepat.

Oleh karena itu menurutnya belajar adalah mempersiapkan diri untuk masa depan bukan untuk ujian saja, jelasnya.


Meski begitu, menurutnya belajar sebagian hanya cukup memperhatikan dosen di kelas, kemungkinan 50 persen ilmu masuk dari kelas.

Namun sisanya adalah ilmu dan usahanya dari lingkungan atau luar. Semisal Willy sangat senang belajar bersama.

Karena baginya pada saat itu adalah kesempatan untuk bertukar, berbagi dan saling mengisi ilmu.

"Aku suka mengerjakan tugas bareng teman, karena biasanya cenderung apa yang kita pelajari belum tentu sudah benar tapi kalau barengan saling evaluasi. Sambil mengerti kesalahan orang lain. Kalau aku ngerti duluan kita share," jelasnya.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved