Dedi Mulyadi Sebut Dana Pertemuan IMF-Bank Dunia Tak Serta Merta Bisa Dialihkan untuk Bencana Alam
Menurut Dedi Mulyadi, pengalihan dana sebesar Rp 855 miliar itu tidak serta merta bisa dilakukan. Pasalnya, terdapat mekanisme tata kelola keuangan
Penulis: Haryanto | Editor: Tarsisius Sutomonaio
TRIBUNJABAR.ID- Ketua Tim Pemenangan Jokowi-Ma’ruf Jawa Barat Dedi Mulyadi meminta semua pihak untuk memahami mekanisme tata kelola keuangan negara.
Hal ini merespons pernyataan tim ekonomi Prabowo-Sandiaga Uno yang menyebut dana pertemuan IMF-Bank Dunia harus dialihkan untuk bencana alam.
Menurut Dedi Mulyadi, pengalihan dana sebesar Rp 855 miliar itu tidak serta merta bisa dilakukan. Pasalnya, terdapat mekanisme tata kelola keuangan negara yang harus dipatuhi.
Lagipula, berdasarkan pernyataan Sekretaris Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono, persiapan pertemuan IMF-Bank Dunia bersifat multi years.
“Semua pihak patut berempati terhadap bencana alam, termasuk kubu oposisi. Tugasnya membangun kontrol terhadap jalannya pemerintahan kan tapi harus diingat bahwa dana itu tidak bisa dialihkan begitu saja,” kata Dedi di kediamannya di Desa Sawah Kulon, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Purwakarta, Senin (8/10/2018).
• Sebut Persib Bandung Semakin Dirugikan karena Revisi Sanksi, Mario Gomez: Kami Merasa Sendirian
• Pasha Ungu Sampai Angkat Karung & Nyupir Pikap, Peluk Korban Tsunami Palu yang Menangis
Ketua DPD Golkar Jawa Barat itu memahami maksud dari tim ekonomi Prabowo-Sandiaga Uno tentang efisiensi anggaran.
Bahkan, dalam berbagai kesempatan, Mantan Bupati Purwakarta itu sering menyampaikan hal tersebut.
Efisiensi yang dimaksud Dedi Mulyadi, harus bersifat menyeluruh mulai dari pusat sampai daerah dan seluruh lembaga negara.
Sebagai mantan birokrat, dirinya juga memahami teknis tata cara melakukan efisiensi tersebut. Dana yang terefisiensikan terlebih dahulu harus kembali ke kas negara dan dibahas pertuntukan selanjutnya.
• LPAI Desak Kemendikbud Bikin Sekolah Darurat bagi Anak-anak Korban Gempa dan Tsunami Sulteng
• Diisukan Jadi Kandidat Pengganti Jose Mourinho, Zinedine Zidane Disebut Tak Cocok untuk Klub Inggris
Artinya, terdapat proses panjang sebelum dana tersebut menempati pos anggaran yang baru.
“Nah, kalau dipaksakan langsung dialihkan untuk bencana alam, katakanlah ke Sulawesi Tengah, ini bisa timbul masalah baru. Ada belanja yang menggunakan uang negara yang bukan untuk peruntukannya,” ujarnya.
Dana Tanggap Darurat
Pada saat yang sama, pemerintah sendiri sudah menggelontorkan dana tanggap darurat sebesar Rp 560 miliar untuk penanganan bencana di Sulawesi Tengah.
Artinya menurut Dedi Mulyadi, pemerintah bukan tanpa ancang-ancang ketika menghadapi bencana alam di berbagai wilayah di Indonesia.
Apabila dana tersebut habis, maka Pemerintah bersama Badan Anggaran DPR RI bisa menggelar rapat untuk membahas besaran anggaran tambahan. Rapat inilah menurut dia yang nanti menentukan dana hasil efisiensi itu diperuntukan.