Hadapai Musim Hujan, Ini Progres BBWS Citarum untuk Antisipasi Banjir di Kawasan Bandung Raya

Jelang musim hujan, pengerjaan sejumlah proyek normalisasi DAS Citarum dipercepat. Walaupun belum bisa maksimal, beberapa proyek di antaranya sudah

hakim baihaqi/tribun jabar
Ilustrasi: Sungai Citarum, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, masih terus dikeruk untuk mengurangi sedimentasi, Sabtu (15/9/2018). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, M Syarif Abdusalam

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Menjelang musim hujan, pengerjaan sejumlah proyek normalisasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum dipercepat.

Walaupun belum bisa maksimal, beberapa proyek di antaranya sudah bisa digunakan untuk mengurangi dampak banjir yang kerap terjadi di selatan Bandung.

Di tengah keterbatasan anggaran dari pemerintah pusat untuk pembebasan lahan, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum pun terus berupaya melakukan normalisasi sampai anak-anak Sungai Citarum.

Kepala Bidang Pelaksana Jaringan Sumber Air (PJSA) BBWS Citarum, Suwarno, mengatakan untuk mengatasi banjir di Rancaekek, pihaknya melakukan normalisasi di Sungai Cimande yang kini pengerjaannya sudah mencapai 18 persen.

Performa Real Madrid Sedang Menukik, Julen Lopetegui Terburuk Sejak Era Florentino Perez

Pelatih Persib Bandung Siapkan Dua Pemain Ini untuk Gantikan Febri Hariyadi dan Dedi Kusnandar

Sungai Cikeruh pun, katanya, tengah dinormalisasi dengan cara diperlebar seperti anak Sungai Citarum lainnya dan kini pengerjaannya sudah mencapai 51 persen. Sedangkan Sungai Cikijing pengerjaannya baru 13 persen.

"Pengerjaan di Upper Citarum, dari Sapan sampai Jembatan Majalaya, masih nol persen karena anggaran dari pusat untuk pembebasan lahan sampai 50 hektare belum turun. Sungai Cimande, Cikeruh, dan Cikijing pun, terkendala pembebasan lahan," kata Suwarno melalui ponsel, Rabu (3/10/2018).

Penanganan banjir lainnya dilakukan dengan membuat embung di Gedebage yang merupakan bagian bawah lokasi pembangunan Masjid Raya Al Jabbar.

Embung atau kolam retensi ini memiliki luas 7,7 hektare dan rencananya selesai pada Desember 2018.

Danau retensi di Cieunteung dengan luas 7 hektare pun, katanya, akan menampung cukup banyak air sehingga mampu mengendalikan banjir. Rencananya, danau retensi ini rampung semuanya pada Desember 2018.

"Embung Gedebage pengerjaannya masih 75 persen dan Cieunteung sudah 82 persen. Pompa di Cieunteung sudah bisa dipakai untuk mengatasi banjir tahun ini," katanya yang mengatakan kedua kolam retensi ini bisa digunakan pada saat banjir tahunan yang biasanya terjadi pada awal tahun.

Suwarno mengatakan bisa saja banjir di Cieunteung dan sekitarnya ditangani tahun ini dengan adanya pompa. Namun untuk kawasan Dayeuhkolot, banjir diperkirakan akan terjadi seperti biasa jika curah hujan tetap sama dengan tahun lalu.

Menurut Suwarno, pihaknya pun melakukan pengerukan Sungai Citarum untuk menambah kapasitas sungai tersebut. Sejak pengerukan atau normalisasi terakhir pada 2013, katanya, diperkirakan sudah terdapat 30 juta meter kubik endapan tanah dan sampah di Citarum.

Gibran Rakabuming Raka Ikut-ikutan Tanya Nomor Telepon RS Bina Santika Setelah Disarankan Oplas

Tiga Kebohongan Ini Telah Dibuat Ratna Sarumpaet dan Bikin Geger

Proyek selanjutnya adalah pembangunan Flood Way Sungai Cisangkuy. Pembebasan lahan dan pembangunan Flood Way I sudah dikerjakan 17 persen, dan Flood Way II, sudah mencapai 23 persen.

Dua flood way ini akan mengurangi banjir di kawasan Pameungpeuk, Dayeuhkolot, dan Baleendah di Kabupaten Bandung. Namun kembali terjadi lagi, pembangunannya tersendat oleh kucuran dana yang kurang lancar untuk pembebasan lahan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved