Jejak Sembah Dalem Pangudar, Penyebar Agama Islam di Cicalengka dan Cikancung

Makam tersebut dikunjungi oleh peziarah dari berbagai daerah, para peziarah ini datang dengan berbagai tujuan, yakni ingin memperoleh ketenangan

Penulis: Hakim Baihaqi | Editor: Seli Andina Miranti
Tribun Jabar/ Hakim Baihaqi
Makam Raden Panji Pangeran Argaloka atau Sembah Dalem Pangudar berada di Cinangka, Desa Mandalasari, Kecamatan Cikancung, Kabupaten Bandung. 

Laporan wartawan Tribun Jabar, Hakim Baihaqi

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Nama Sembah Dalem Pangudar, atau Raden Haji Pangeran Panji Argaloka, dikenal oleh masyarakat Kecamatan Cikancung dan Cicalengka, Kabupaten Bandung, sebagai tokoh penyebar ajaran agama islam.

Pada abad ke-18, Raden Haji Pangeran Panji Argaloka, yang berasal dari Cirebon daerah Kanoman, diutus untuk menyebarkan ajaran agama islam secara langsung di wilayah Cinangka yang sekarang terbagi ke dalam tiga wilayah, yaitu Cikancung, Nagreg, dan Cicalengka.

Sampai di Cicalengka, Raden Haji Pangeran Panji Argaloka, kemudian menikah dengan gadis asal Kampung Cihanyir, untuk mempermudah dirinya menyebarkan agama islam kepada masyarakat pada saat itu.


Ketika Raden Haji Pangeran Panji Argaloka melakukan penyebaran agama islam, kehadiranya sangat diterima oleh masyarakat, karena mampu pula mengobati orang dalam keadaan sakit lahir maupun batin.

Di balik diterimanya ia oleh masyarakat, kehadiran ditolak keras oleh para penjajah dari Negeri Belanda, karena dianggap mengganggu kedudukan para penjajah kala itu.

Geram karena keberadaan Raden Panji Pangeran Argaloka, para penjajah itu kemudian menangkapnya dan memborgolnya, namun, tidak lama kemudian Raden Panji Pangeran Argaloka menghilang.

"Beliau adalah sosok yang hebat, para penjajah ini takut tersaingi karena takut harta benda dan kekuasaanya direbut. Hal itu membuat mereka terancam, itulah kenapa para penjajah ingin menangkap beliau," ujar Ojang Syaeful Anwas, juru Kunci di Makam Keramat Sembah Dalem Pangudar atau Raden Panji Pangeran Argaloka, Kecamatan Cikancung, Kabupaten Bandung, Minggu (30/9/2018).

Presiden Jokowi Ajak Masyarakat Berdoa untuk Donggala dan Palu

Merasa resah karena telah ditangkapnya sang penyebar agama islam itu, warga kemudian mencari dan menyebut terus, kemudian munculah Raden Panji Pangeran Argaloka dalam keadaan terbelenggu.

Dalam keadaan terbelenggu itu, Raden Panji Pangeran Argaloka berkata "Jangan khawatir, saya mah sampai kiamat juga pasti ada di tempat ini, dan saya berpesan jika punya masalah dengan hidup, datanglah ke makam saya."

Kematian Raden Panji Pangeran Argaloka, hingga saat ini tidak diketahui secara pasti kronologinya, karena selepas borgol tersebut terlepas dengam sendirinya, ia menghilang tanpa jejak.

"Dari situlah, muncul nama pangudar atau ngudar borgol yang memiliki arti menyelesaikan masalah. Penyebab kematian beliau adalah tilem (menghilang seketika)," ujar Ojang.

Sepeninggalan Raden Panji Pangeran Argaloka, agama islam terus disebarkan melalui berbagai cara, yakni perkawinan, pendidikan, dan perdagangan oleh para saudagar - saudagar muslim.

Para saudagar muslim ini, datang ke wilayah Cicalengka, menikahi para gadis - gadis di sana dan menyebarkan agama islam tidak dengan jalan kekerasan atau paksaan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved