Guru Honorer Harus Bersatu, Unjuk Rasa Menolak Pembatasan Usia CPNS [VIDEO TEASER]

Laporan Tim Liputan Tribun Jabar

HEADLINE koran TRIBUN JABAR edisi Rabu 19 September 2018 menyajikan laporan tentang kesedihan dari para guru honorer.

Ya. Pendaftaran calon pegawai negeri sipil (CPNS) yang digelar serentak di seluruh Indonesia pada tahun ini disambut kesedihan para guru honorer.

Batasan usia membuat sebagian besar dari mereka tak lagi bisa mendaftar.

Pendaftaran CPNS hanya untuk yang muda, bukan yang tua-tua, yang sudah belasan bahkan puluhan tahun rela mengabdi meski dengan honor yang amat kecil.

Pemerintah melalui Permenpan RB Nomor 36 dan 37 Tahun 2018 membatasi usia pendaftar paling tua 35 tahun.

Tak terkecuali untuk para guru, yang padahal sebelumnya sudah sabar menunggu, mengurus segala berkas karena harapan diangkat.

Merasa semua jerih payah, pengabdian, dan kesabaran mereka selama ini sia-sia, ribuan guru honorer dari 42 kecamatan di Kabupaten Garut pun berunjuk rasa, Selasa (18/9/2018).

Sejak pagi, para guru honorer memadati kawasan Pemkab Garut. Mulai dari Jalan Otista, Jalan Terusan Pembangunan, Jalan Patriot, dan Jalan Pembangunan. Mereka menyebut aksi ini sebagai jihad guru.

Ketua Forum Aliansi Guru dan Karyawan (FAGAR) Kabupaten Garut, Cecep Kurniadi, mengatakan aksi yang dilakukan guru honorer di Garut ini akan diikuti oleh rekan-rekan mereka di daerah lain.

"Aksi di Garut ini menjadi awal bagi aksi-aksi di daerah lain. Hari ini, para guru honorer di Tasikmalaya, Ciamis, Karawang, dan Sukabumi, sudah mulai mogok mengajar. Aksi mogok mengajar juga sudah dilakukan di Jawa Timur," ujar Cecep di Gedung DPRD Garut, Selasa (18/92018). (*)

Apa saja tuntutan dari para guru honorer yang melakukan aksi demo di beberapa daerah di Jawa Barat?

Perbaharui informasi di www.tribunjabar.id.

Selengkapnya, baca koran TRIBUN JABAR edisi Rabu 19 September 2018.