Pilpres 2019
Ramai Isu Soal Timses, Sandiaga Uno Sebut Ini yang Dibutuhkan Masyarakat
Bakal calon wakil presiden Sandiaga Uno, mengungkapkan bahwa saat ini partai koalisi pendukungnya lebih memprioritaskan membahas permasalahan ekonomi
TRIBUNJABAR.ID - Bakal calon wakil presiden Sandiaga Uno, mengungkapkan bahwa saat ini partai koalisi pendukungnya lebih memprioritaskan membahas permasalahan ekonomi yang tengah dialami masyarakat.
Hal itu ia ungkapkan saat ditanya mengenai penyebab koalisi pendukung pasangan Prabowo-Sandiaga belum juga mengumumkan struktur tim kampanye.
Sementara, pada saat yang sama, pasangan bakal capres dan cawapres Joko Widodo-Ma'ruf Amin telah mengumumkan Erick Thohir sebagai Ketua Tim Kampanye Nasional.
"Jadi hari ini kami berkumpul untuk memberikan pernyataan mengenai apa yang diinginkan oleh masyarakat dan koalisi Prabowo-Sandiaga itu ingin bersatu dengan rakyat untuk memperkuat ekonomi," ujar Sandiaga saat memberikan keterangan pers di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Jumat (7/9/2018).
• Barang Milik Negara yang Ditagih dari Roy Suryo Bernilai Rp 9 miliar
• Sebanyak 58 Kios Terbakar, Aktivitas Pasar Guntur Garut Masih Normal
Menurut Sandiaga, masyarakat sering kali menanyakan permasalahan ekonomi saat bertemu dengan dirinya.
Mereka mengeluhkan kenaikan harga-harga bahan pokok yang semakin tak terjangkau dan lapangan kerja yang semakin sukit didapat.
Pertanyaan itu, kata Sandiaga, ia peroleh saat berkunjung ke beberapa daerah.
"Yang selalu ditanyakan masyarakat itu adalah masalah ekonomi. Enggak pernah rakyat menanyakan tim sukses. belum pernah satu pun juga," kata mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu.
Sebelum menggelar konferensi pers, pasangan Prabowo-Sandiaga bertemu dengan sejumlah petinggi Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Seusai pertemuan, mereka membacakan pernyataan sikap politiknya atas beberapa permasalahan ekonomi.
Pertama, koalisi pasangan Prabowo-Sandiaga menyoroti lemahnya nilai kurs rupiah yang dinilai berdampak pada kenaikan harga kebutuhan pokok dan berkurangnya daya beli masyarakat kecil.
Kedua, melemahnya fundamental ekonomi yaitu defisit neraca perdagangan dan defisit transaksi berjalan.
Ketiga, menurunnya sektor manufakturing dan pertumbuhan sektor manufakturing yang berada di bawah pertumbuhan ekonomi.
Keempat, kekeliruan dalam orientasi dan strategi pembangunan ekonomi, antara lain tidak berhasilnya pemerintah dalam mendayagunakan kekuatan ekonomi rakyat. (Kompas.com/Kristian Erdianto)
• Sifat Asli Ahok Dibeberkan Veronica Tan, Ternyata Beda Jauh Saat di Rumah dan di Depan Publik
• Kekayaan Tukul Disebut Beda Tipis Sama Raffi Ahmad, Saya Enggak Silau, Makan Telur dan Kangkung