Kekhawatiran Warga Saat Melintasi Jembatan Bendungan Ciyasana di Rancaekek

Kekhawatiran warga yang melintasi jembatan tersebut yakni, karena goyangnya jembatan ketika melintas,

Penulis: Hakim Baihaqi | Editor: Yudha Maulana
Tribun Jabar/ Hakim Baihaqi
Jembatan Bendungan Ciyasana yang berada di Kampung Pintu Air, Desa Rancaekek Kulon, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, kondisinya mulai dikhawatirkan oleh warga saat melintasi jembatan tersebut. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hakim Baihaqi

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Jembatan Bendungan Ciyasana yang berada di Kampung Pintu Air, Desa Rancaekek Kulon, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, kondisinya mulai dikhawatirkan oleh warga saat melintasi jembatan tersebut.

Jembatan yang berada di atas Sungai Cikeruh ini, digunakan sebagai akses penghubung antara dua desa, yaitu Desa Rancaekek Kulon dan Rancaekek Wetan.

Dari informasi yang berhasil dihimpun Tribun Jabar, jembatan Bendungan Ciyasana ini dibangun pada 1952 oleh pemerintah untuk memudahkan warga dari dua desa tersebut untuk beraktivitas.

Kekhawatiran warga yang melintasi jembatan tersebut yakni, karena goyangnya jembatan ketika melintas, belum lagi beberapa kayu di jembatan tersebut mulai lapuk.

Tas Niion yang Hits di Kalangan Milenial Terinspirasi dari Cara Berdandan Warga Singapura

Perajin Sangkar Burung di Cianjur Sebut Isu Flu Burung Masih Lebih Menakutkan Ketimbang Dolar Anjlok

Berdasarkan pantauan Tribun Jabar, Rabu (5/9/2018), kerangka pada jembatan tersebut tampak keropos dan berkarat, bahkan beberapa bagian lainnya pun sudah patah.

Seorang penjaga Bendungan Ciyasana, Deni Mulyana (31), menyebutkan, pada 2016, jembatan tersebut pernah dilakukan perbaikan oleh warga Kampung Pintu Air.

"Pernah diperbaiki sedikit oleh warga, kayu dan besinya dikasih sama warga sekitar, juga, tetapi masih mengkhawatirkan," kata Deni kepada Tribun Jabar di Jembatan Bendungan Ciyasana, Rabu (5/9/2018).

Deni menyebutkan, kondisi tersebut semakin mengkhawatirkan ketika jembatan dilintasi lebih dari 5 orang dewasa, karena menimbulkan guncangan yang membahayakan keselamatan.

"Makanya saya sering kasih tahu warga untuk memakai jembatan secara bergantian," katanya.

Belum lagi, kata Deni, ketika volume Sungai Cikeruh mengalami peningkatan, banyak warga yang enggan melintasi jembatan tersebut, karena khawatir terjatuh.

"Bahaya juga, terutama untuk anak - anak," katanya.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved