Permintaan Dedi Mulyadi untuk Ali Mochtar Ngabalin, Perbaiki Gaya Komunikasi

Mungkin saja dalam kultur Pak Ngabalin pola itu terbilang biasa tetapi ini pilpres

Penulis: Ichsan | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Istimewa
Ketua DPD Golkar Jabar Dedi Mulyadi dalam sebuah acara pelatihan kader Golkar di Gedung Kahuripan, Wanayasa, Purwakarta, Senin (3/9/2018) sore. 

TRIBUNJABAR.ID- Ketua DPD Golkar Jabar Dedi Mulyadi memiliki permintaan untuk Tenaga Ahli Utama Deputi IV Komunikasi Politik KSP Ali Mochtar Ngabalin.

Menurut dia, Dewan Komisaris Angkasa Pura I itu harus memperbaiki gaya komunikasi.

Hal itu disampaikan mantan Bupati Purwakarta tersebut dalam sebuah acara pelatihan kader Golkar di Gedung Kahuripan, Wanayasa, Purwakarta, Senin (3/9/2018) sore.

Dedi Mulyadi menilai, seharusnya pola komunikasi yang dilakukan Ali Mochtar melahirkan ketenangan semua pihak. Hal ini terkait dengan profiling figur Joko Widodo yang dikenal tenang dan santun.

Ketegasan calon presiden petahana itu, menurut Dedi, tercermin dari sikap dan kebijakan, bukan dari kata-kata.

“Mungkin saja dalam kultur Pak Ngabalin pola itu terbilang biasa tetapi ini pilpres. Kultur masyarakatnya bukan hanya kultur masyarakat tempat Pak Ngabalin terlahir. Kita bicara seluruh kultur di Indonesia,” katanya.

Jadwal Siaran Langsung Timnas Indonesia di Piala Asia U-16 2018

Sudah Ada 50 Atlet Peraih Medali di Asian Games 2018 Bersedia Jadi PNS

Sebagai budayawan, Dedi Mulyadi memiliki pengetahuan tentang kultur-kultur masyarakat di Indonesia.

Dia mencontohkan kultur masyarakat di Pulau Jawa. Publik di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur menyukai komunikasi yang tidak frontal.

“Publik tidak menyukai karakter frontal. Mereka lebih menyukai karakter penuh ketenangan tetapi dengan argumentasi yang kuat dan tidak terkalahkan,” ujarnya.

Pengaruh Terhadap Elektabilitas Jokowi

Pria yang memiliki jam terbang di dunia politik selama 20 tahun tersebut mengingatkan posisi juru bicara berpengaruh terhadap kandidat.

Karena itu, citra juru bicara di mata publik harus menjadi salah satu pertimbangan mendasar bagi tim sukses.

“Kalau gaya komunikasi Pak Ngabalin tetap seperti itu, saya khawatir berdampak terhadap Pak Jokowi. Orang yang tidak suka terhadap gaya Pak Ngabalin, bisa menjadi tak suka kepada Pak Jokowi. Ini nanti arahnya ke depan, soal elektabilitas beliau,” ucapnya.

Rizal Ramli Sebut Pernyataan Sri Mulyani Soal Rupiah Anjlok Basi dan Tak Berisi

Mario Gomez Berharap Persib Bandung Jadi Tim Paling Produktif Cetak Pemain Muda Berkualitas

Dedi Mulyadi juga memiliki kriteria sederhana tentang sosok yang pantas dijadikan juru bicara. Sosok tersebut kata dia, tidak harus pintar tetapi memiliki pembawaan yang tenang dan santun. Karakter seperti ini, tambahnya, sangat disukai calon pemilih.

“Banyak orang cerdas tetapi karakternya frontal. Ini publik tidak suka. Banyak juga orang yang tidak begitu cerdas tetapi tenang, kalem, dan santun. Tokoh seperti ini disukai pemilih,” katanya.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved