Dedi Mulyadi Itikaf di Masjid yang Sejak 1960 Tak Pakai Pengeras Suara tapi Jemaahnya Taat Ibadah

Selain itu, masjid yang terletak di daerah berkontur landai ini lebih mirip seperti bangunan rumah biasa

Penulis: Haryanto | Editor: Ichsan
istimewa
Masjid As Salaf 

Laporan Wartawan Tribun jabar, Haryanto

TRIBUNJABAR.ID, PURWAKARTA - Ketua DPD I Partai Golkar Jabar Dedi Mulyadi beritikaf di Masjid As Salaf di Kampung Ciganea, Desa Mekargalih, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Senin (27/8/2018) subuh. Uniknya, sejak pertama kali didirikan, masjid ini sama sekali tidak menggunakan pengeras suara.

Selain itu, masjid yang terletak di daerah berkontur landai ini lebih mirip seperti bangunan rumah biasa. Konstruksinya dibangun tanpa kubah dan tanpa menara.

Menurut Dedi, masjid tersebut merupakan simbol cara para ulama menyampaikan dakwah Islam. dedi mengatakan, kekuatan ulama terdahulu terletak pada kekuatan kalimat dakwah, bukan kekuatan pengeras suara.

Remaja Tewas Gantung Diri, Diduga Setelah Main Momo Challenge, Ada Simbol Illuminati di Dinding

“Pesan agama yang disampaikan ulama itu penuh kelembutan dan ketenangan. Para ulama tidak menjadikan panjang pendeknya kalimat sebagai perhatian utama. Sebab, kekuatan kalimat yang disampaikan itu paling penting,” kata Dedi di lokasi masjid, Senin (27/8/2018).

Ketenangan itu, kata Dedi, menjadi teladan bagi jemaah dan masyarakat sekitar masjid. Karena ceramah Kiai mengena ke dalam sanubari tanpa perantara piranti lain.


“Ucapannya memang tidak keras terdengar tetapi amat jelas masuk ke dalam hati. Hari ini, fenomenanya terbalik, telinga kita mendengar tetapi tidak masuk ke dalam hati,” katanya.

Dedi Mulyadi (kanan)
Dedi Mulyadi (kanan) (istimewa)

Dedi pun pernah menawarkan bantuan saat masih menjabat sebagai Bupati Purwakarta untuk merenovasi masjid. Akan tetapi, bantuan itu selalu ditolak secara halus oleh alm KH Idris Khudori selaku pengelola masjid.

“Kalau untuk masjid, almarhum selalu menolak halus, jadi saat itu bantuannya dialihkan ke pesantren beliau,” kenang Dedi.


Wasiat Sang Kiai

Riwayat Masjid As-Salaf diceritakan oleh KH Hasan Basri, penerus KH Idris Khudori. Menurut dia, masjid tersebut sudah berdiri sejak 1960. Akibat pembangunan Tol Cipularang, masjid itu dipindah ke tempat kini berdiri.

Mekanisme pemindahan tersebut dikenal dalam Agama Islam sebagai ‘tabdil’. Yakni, mengganti tanah dan bangunan wakaf dengan sesuatu yang sesuai dengan nilainya. Syaratnya, tanah dan bangunan pengganti itu harus difungsikan dengan fungsi sama.


Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved