Sempat Depresi Karena Kehilangan Kaki, Indra Sumedi Bangkit dan Bantu Sesama Difabel
"Waktu 1998 lalu, saya alami kecelakaan jatuh dari kereta dan terlindas di rel kerta api, ketika perjalanan ke Cibatu Garut, dari Bandung," ujar Indra
Penulis: Resi Siti Jubaedah | Editor: Theofilus Richard
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Resi Siti Jubaedah
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kecelakaan yang dialami Indra Sumedi pada 1998, membuat dirinya sempat putus asa.
"Waktu 1998 lalu, saya alami kecelakaan jatuh dari kereta dan terlindas di rel kerta api, ketika perjalanan ke Cibatu Garut, dari Bandung," ujar Indra saat ditemui Tribun Jabar di bengkelnya, Jalan Kawaluyaan Baru I RT 08/13, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung, Jumat (24/8/2018).
Indra tetap bersyukur karena nyawanya tertolong. Hanya saja, ia tidak bisa menerima kenyataan telah kehilangan kedua kakinya.
Indra mengaku sempat depresi, bahkan ia sempat mencoba mengakhiri hidupnya. Mulai dari mencoba meminum pembasmi serangga, hingga menjatuhkan diri dari ketinggian.
"Sempat depresi, karena gabisa terima kenyataan enggak punya kaki. Sudah coba minum baygon, tiner, sampai menjatuhkan diri. Tapi alhamdulillah masih tetap diberi umur," ujar Indra, seraya menahan air mata ketika bercerita.
Indra bisa bangkit dari depresinya karena semangat dari sang ibu. Ibunya, Yayah Maryati, terus menyemangati Indra selama dua tahun, hingga ia bangkit dan memulai usahanya.
Pesan Berantai Mengenai Lampu Berkedip Tiga Kali Tanda Ada Gempa Besar Adalah Hoaks https://t.co/4J5n52wdk8 via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) August 24, 2018
• BNPB Sebut Beberapa Daerah di 8 Provinsi Ini Alami Kekeringan, Termasuk Jawa Barat
• Victor Igbonefo Pemain Persib Bandung Paling Bersih Sejauh Ini
"Alhamdulillah, saya bisa bangkit karena Ibu saya. Ibu saya selalu memberi tahu, kalau bunuh diri itu dosa. Akhirnya saya bangkit, tahun 2000 saya mulai buka usaha," ujar Indra.
Awalnya, ia merintis usaha rental Playstation (PS), namun banyak yang kontra terhadap usahanya. Ia mulai beralih membuat kerajinan, lalu belajar di pesantren, hingga akhirnya bertemu dengan kawan-kawannya sesama difabel.
Ia dan kawan-kawannya terlintas membuat usaha pembuatan kaki palsu untuk sesama difabel pada 2009 lalu.
Hingga saat ini, Indra dan kawan-kawannya membuat kaki palsu untuk sesama difabel.
Tidak hanya itu, Indra dan kawan-kawannya kerap kali memberikan kaki palsu gratis bagi difabel yang membutuhkan, dari dana subsidi penjualan tiga hingga empat kaki palsu.
Mereka tergabung dalam Kelompok Kreatif Difabel (KKD) dan menempati bengkel di Jalan Kawaluyaan Baru I RT 08/13, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung.
Meski kecelakaan yang menimpanya membuat ia depresi, ia tetap mensyukuri keadaannya yang sekarang.
"Alhamdulillah, saya sangat bersyukur. Kalau tidak ada semangat dari ibu saya, saya enggak tahu sekarang akan seperti apa," ujar Indra.
• Tidak Hanya Menjual Kaki dan Tangan Palsu, Indra Sumedi Juga Beraksi Sosial