Gempa di Selatan Jabar Tidak Berpotensi Tsunami, Begini Penjelasannya
Meskipun berpusat di laut, energinya tidak cukup kuat untuk menyebabkan deformasi di dasar laut.
Penulis: Yongky Yulius | Editor: Theofilus Richard
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Yongky Yulius
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, menyatakan bahwa gempa bumi yang terjadi di selatan Jabar, Kamis (23/8/2018), tidak menyebabkan tsunami.
Meskipun berpusat di laut, energinya tidak cukup kuat untuk menyebabkan deformasi di dasar laut.
"Berdasarkan posisi pusat gempa bumi dan kedalamannya, kejadian gempa bumi ini berasosiasi dengan aktivitas penunjaman lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia di lokasi tersebut," kata Kepala PVMBG, Kasbani, dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Tribun Jabar, Kamis (23/8/2018).
Lebih lanjut, dia menjelaskan, intensitas guncangan gempa bumi terbesar akan dirasakan di wilayah yang berdekatan dengan pusat gempa bumi.
Intensitasnya semakin melemah seiring bertambahnya jarak dengan pusat gempa bumi.
Kronologis Cederanya Anthony Sinisuka Ginting, Sempat Match Point dan Ini yang Diucapkan Jokowi https://t.co/T0b1Eo5QhR via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) August 23, 2018
• Valentino Rossi Berharap Silverstone Jadi Momen Kebangkitan Yamaha
Berdasarkan informasi dari BMKG guncangan gempa bumi ini dirasakan di Pangandaran, dalam skala intensitas I-II SIG-BMKG atau skala II-III Modified Mercalli Intensity (MMI).
Skala II MMI berarti getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang; skala III MMI berarti getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
Kasbani menjelaskan, ada beberapa faktor yang mengamplifikasi guncangan gempa bumi.
"Kondisi geologi di wilayah sekitar pusat gempa bumi yaitu di pantai selatan Jawa Barat secara umum tersusun oleh batuan sedimen tersier (batupasir gampingan, batupasir tufan, dan sisipan serpih), batuan gunungapi tersier, batuan kuarter, serta endapan alluvium. Jenis batuan berumur muda dan batuan yang sudah terlapukkan kuat, bersifat urai dan mengamplifikasi guncangan gempa bumi," katanya.
PVMBG mengimbau agar masyarakat jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami.
"Tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan, yang diperkirakan berkekuatan lebih kecil," ujar Kasbani.
Gempa bumi mengguncang wilayah selatan Jawa Barat, Kamis, (23/8/2018) sekitar pukul 12.29 WIB.
Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa bumi terletak pada koordinat 108.07° BT dan 8.1° LS, dengan magnitudo 4.3 pada kedalaman 78 km, berjarak 50 km barat daya Kabupaten Tasikmalaya.
• Evelyn Nada Anjani Akui Masih Minder dengan Suara dan Bentuk Kakinya
• Sebanyak 488 Kapal Asing Pencuri Ikan Sudah Ditenggelamkan Menteri Susi dan Tim