Waspada, di Jawa Barat Banyak Bangunan Tidak Tahan Gempa, Tak Ikuti Kaidah Bangunan Tahan Gempa

Informasi atau pengetahuan mengenai bagaimana membangun rumah yang tahan gempa, belum tersampaikan dengan baik kepada masyarakat.

Penulis: Yongky Yulius | Editor: Ichsan
Twitter @Sutopo_PN
Korban Gempa Lombok yang Tertimpa Bangunan Masjid Mulai Dievakuasi Menggunakan Alat Berat 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Yongky Yuliu

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pakar Rekayasa Struktur, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof Ir Iswandi Imran MASc PhD mengatakan, di Jawa Barat  termasuk Kota Bandung, kondisi bangunan bervariasi. Ada yang sudah memenuhi kaidah bangunan tahan gempa, ada juga yang belum.

Seperti diketahui, gempa bumi Lombok banyak membuat bangunan rusak. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, menyebut, banyaknya bangunan rusak lantaran tak mengikuti kaidah bangunan tahan gempa.

"Ada yang sesuai dengan kaidah, ada yang belum. Secara umum menurut saya bervariasi," kata Iswandi saat dihubungi Tribun Jabar melalui sambungan telepon, Senin (6/8/2018).

Tak Akui Percakapan Telepon, Kadis PUPR KBB dan Bendaharanya Terancam Pasal Sumpah Palsu

Masih adanya bangunan yang tak tahan gempa, lanjutnya, lantaran informasi atau pengetahuan mengenai bagaimana membangun rumah yang tahan gempa, belum tersampaikan dengan baik kepada masyarakat. Sementara, saat ini, masyarakat banyak membangun rumah sendiri tanpa adanya pengetahuan tersebut.

Dia menjelaskan, bangunan tahan gempa sebenarnya sudah diatur dalam kaidah dari pemerintah melalui Kementrian PUPR.

"(Karena masyarakat membangun sendiri tanpa pengetahuan) maka kualitas dan sistem bangunan tidak bisa dipertanggung jawabkan menjadi bangunan tahan gempa. Jadi penyebab masih banyaknya bangunan yang tak tahan gempa, satu, karena pemahaman masyarakat tidak ada, kedua peran pemerintahnya, sendiri," kata Iswandi.

Dia mengatakan, proses yang benar, harusnya pemerintah memberlakukan proses perizinan IMB untuk bangunan, dengan memperhatikan aspek kebencanaan, termasuk tahan gempa.

Idealnya, jika ada proses perizinan pasti ada gambar yang di-submit oleh si pembuat rumah.

"Jadi nanti pemerintah bisa menganalisis mana bangunan yang tak sesuai," ujar Iswandi.

Khusus untuk di wilayah Bandung selatan yang karakteristik tanahnya lunak dan sedimennya tebal, sambungnya, fondasinya harus lebih diperhatikan.

Iswandi menganjurkan agar fondasi dibuat lebih dalam ketimbang biasanya.

"Yang penting paham dulu tanah di sekitar kita seperti apa. Dari situ kita rancang sistem yang cocok," ujarnya.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved