Ini Video Pidato Jokowi di Depan Relawan yang Viral dan Kontroversi, Lengkap dengan Transkripnya

Pidatonya ini viral di media sosial. Akibatnya, isi pidato tersebut menuai kontroversial.

Penulis: Widia Lestari | Editor: Kisdiantoro
Kolase Tribun Jabar (Kompas)

TRIBUNJABAR.ID - Presiden Jokowi tengah menjadi sorotan karena isi pidatonya.

Pidatonya ini viral di media sosial.

Akibatnya, isi pidato tersebut menuai kontroversial.

Melansir dari Kompas.com, kontroversi ini akibat ucapan Presiden Jokowi soal 'kalau diajak berantem juga berani'.

Hal ini Presiden Jokowi sampaikan di depan para relawannya, saat rapat umum relawan di Sentul International Convention Center, Bogor, pada 4 Agustus lalu.

Isi pidato ini semakin memanas seiring beredarnya pidato Presiden Jokowi di media sosial.

Berikut ini isi pidato lengkap Presiden Jokowi yang ditranskip Warta Kota dari akun Youtube Koran Pagi.

Assalamau'alaikum Wr. Wb, selamat sore, salam sejahtera bagi kita semua, Shalom Om Swastiastu, Namo Budaya, salam kebajikan.

Yang saya hormati bapak ibu dan saudara-ibu sekalian.utamanya ketua-ketua relawan beserta jajaran pengurus yang hadir pada sore hari ini. Yang saya hormati bapak ibu dan saudara-saudara sekalian, relawan Jokowi dari Sabang sampang Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote.

Sangat berbahagia sekali pada sore hari ini saya bisa bertemu, saya bisa hadir dalam rapat umum relawan Jokowi di Sentul, Bogor. Perlu saya ucapkan pada kita semua bahwa aset terbesar bangsa kita adalah persatuan, aset terbesar bangsa kita adalah persatuan, persaudaraan, dan kerukunan. Karena kita harus sadar bahwa bangsa ini memang berbeda-beda, bermacam-macam,majemuk, pro rakyat. Bebeda-beda agama, berbeda-beda suku, berbeda agama, berbda tradisi, berbeda-beda bahasa daerah. Inilah negara kita, Indonesia.

Oleh sebab itu saya mengajak kepada kita semuanya, marilah kita terus menggalang persatuan. Marilah kita terus memelihara persaudaraan dan kerukunan karena kita diberi anugerah oleh Allah, berbeda-beda ,majemuk, warna-warni. Inilah negara kita, Indonesia.

Saya juga mengingatkan kepada kita semuanya bahwa tahun 2019 nanti ada Pilpres. Pilpres 2019 bukan sekedar menang atau kalah, tapi 2019 adalah penguatan demokrasi bangsa kita indonesia, supaya demokrasi kita kuat, supaya rakyat bisa merasakan. Merasakan proses pemilu 2019. Rakyat merasakan kegembiraan politik,gembira karena kita ajak bergerak meneruskan yang sudah kita lakukan di 2014 sampai 2019 nantinya.

Tahun 2019 perlu saya ingatkan ada banyak simpul yang bersama-sama dengan kita. Ada ulama-ulama, ada Parpol, ada Caleg, ada kelompok-kelompok profesional, ada purnawirawan TNI dan Polri, ada Ormas, banyak tokoh-tokoh, dan tentu saja banyak sekali relawan-relawan kita.

Oleh sebab itu kita harus bisa bekerjasama dengan semuanya yang tadi saya sebutkan. Harus kita bisa bersinergi,harus kita bisa berkoordinasi, harus kita bekerja bergotong royong,kerja bareng bersama-sama diantara yang tadi saya sebutkan. Karena nantinya 2019 adalah pemilu serentak. Oleh sebab itu perlu kerjasama dan perlu bersinergi. Jangan sampai diantara kita sendiri tidak rukun, tidak bersinergi dan berkompetisi dalam artian yang tidak baik.

Oleh sebab itu pada kesempatan ini saya minta kepada relawan, kerja keras, bekerja keras. Kalau disana militan, disini harus lebih militan. Kalau dia kerja keras, disini lebih lebih kerja keras lagi. Kalau disana bersatu, kita harus lebih bersatu lagi.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved