Ini Penyebab Tingginya Harga Daging dan Telur Ayam Menurut TPID Kota Cirebon

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ahmad Imam Baehaqi

TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Beberapa bulan terakhir harga daging dan telur ayam di sejumlah pasar di Kota Cirebon cukup tinggi.

Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Cirebon pun langsung mencari tahu penyebab tingginya harga dua komiditi itu.

Pasalnya, hal itu bisa sangat memengaruhi laju inflasi di Kota Udang.

PSIS Semarang Cuci Gudang, Coret Tujuh Pemain Lokal dan Ngotot Datangkan Dua Pemain Persib Bandung https://t.co/c8a8sUzUmU via @tribunjabar

— Tribun Jabar (@tribunjabar) July 26, 2018

"Berdasarkan pantauan kami, tingginya harga daging dan telur ayam itu karena harga pakannya naik," ujar Rawindra Ardiansah saat ditemui lokasi pasar murah TPID Kota Cirebon di halaman parkir BJB Cirebon, Jl Siliwangi, Kota Cirebon, Kamis (26/7/2018).

Ia mengatakan, saat ini para peternak masing menggunakan pakan ayam impor.

Karenanya, naiknya nilai tukar dollar terhadap rupiah juga berpengaruh terhadap tingginya harga daging dan telur ayam di pasaran.

Selain itu, menurut Rawindra, musim pancaroba yang saat ini tengah melanda juga membuat ayam rentan terserang penyakit.

• Gelombang Air Laut Tinggi, Sejumlah Warga Pesisir Pantai di Tasikmalaya Pilih Mengungsi di Bukit

"Harga obatnya juga naik, otomatis harga daging dan telur ayam masih tinggi," kata Rawindra Ardiansah.

Ia mengatakan, faktor-faktor tersebut menyebabkan tingginya harga di pasaran.

Namun, Rawindra berjanji TPID Kota Cirebon terus berupaya menstabilkan harga kebutuhan pokok masyarakat.

Di antaranya, menggelar Operasi Pasar Murah di sejumlah lokasi yang menjual sejumlah kebutuhan pokok dengan harga di bawah harga pasar.

"Di pasar murah kali ini kami sediakan daging ayam seharga Rp 36 ribu perkilogram dan telur ayam Rp 22500 perkilogram," ujar Rawindra Ardiansah.

• Centrum Million Balls, Wisata Selfie Baru di Tengah Kota Bandung, Dulu Dipakai Tempat Renang