Ini Spesifikasi Tank Medium Pabrikan Pindad yang Diuji Ledak di Batujajar, Punya Mobilisasi Tinggi
"Turret tank medium memiliki mekanisme autoloader dengan 12 butir peluru di turret dan 26 butir peluru cadangan di dalam hull," kata Ade.
Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Yudha Maulana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNJABAR.ID, BATUJAJAR - Tank medium hasil rancangan PT Pindad Persero yang dilakukan uji ledak di Lapangan Tembak Pussenarmed Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, memiliki kemampuan pertahanan balistik dan anti ancaman ranjau.
Hal itu diungkapkan Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Pindad Persero, Ade Bagja saat ditemui usai acara uji ledak tank medium, Kamis (12/7/2018).
Ade juga mengatakan, tank medium yang dilakukan uji ledak tersebut merupakan kendaraan tempur perbaikan dari versi sebelumnya.
"Jadi biasa disebutkan oleh orang-orang prototype ketiga. Kita juga memiliki prototype kesatu yang dibuat di Turki dan prototype kedua yang dibuat di Indonesia," ujarnya saat ditemui di Lapang Tembak Pussenarmed, Kamis (12/7/2018).

Tank medium generasi terbaru ini, lanjutnya dilengkapi dengan kemampuan perlindungan yang luas mulai dari perlindungan jarak dekat untuk pasukan infanteri hingga pertempuran antar kendaraan tempur.
"Tank medium Pindad ini memiliki bobot tempur 32 ton daya engine 711 HP dilengkapi transmisi otomatis, kecepatan maksimal 70 km dapat menampung 3 orang," katanya.
Ia mengatakan, kru untuk mengoperasikan tank medium itu terdiri dari komandan, penembak dan pengemudi yang dilengkapi senjata utama turret kaliber 105 mm yang memiliki daya hancur cukup besar.
Selain itu, lanjutnya, Tank medium itu dilengkapi dengan berbagai teknologi terbaru seperti sistem kewaspadaan mandiri, hunter killer system perlindungan pasif (laser warning system), battle management system, serta proteksi balistik yang tinggi.
"Turret tank medium memiliki mekanisme autoloader dengan 12 butir peluru di turret dan 26 butir peluru cadangan di dalam hull," kata Ade.
Sedangkan desain tank medium itu, kata Ade, dibuat sesuai dengan kriteria kebutuhan mobilisasi yang menjadi salah satu keunggulan di samping kemampuannya sendiri.
Ade mengatakan dari hasil uji ledak pada tank medium kali ini ada beberapa komponen yang rusak tetapi bisa langsung diperbaiki.
Sementara untuk manekin atau replika manusia dengan berbagai sensor yang ada di dalam tank medium saat uji ledak nantinya akan dilihat sehingga bisa terukur daya ledaknya.
"Itu untuk mengetahui ketika ada efek blasting ranjau seperti itu, yang ada didalamnya akan cedera atau tidak. Sehingga besaran kuantitatifnya baru kita bisa lihat beberapa hari kedepan dari hasil pengolahan," kata Ade.