Pilgub Jabar 2018
Ada Dua Faktor Mengapa PKS-Gerindra Menguat di Jabar
"Di Jawa Barat misalnya militansi dan sistematis dari mesin partai PKS dan faktor Prabowo sangat berpengaruh luar biasa," ujarnya.
Laporan wartawan Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Djayadi Hanan selaku Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), mengatakan bahwa Pilkada Serentak 27 Juni 2018 lalu memunculkan sejumah fakta mengejutkan.
Adapun fakta tersebut menurut dia yakni semakin menguatnya kekuatan partai-partai koalisi oposisi, seperti Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di tiga daerah.
"Gerindra dan PKS, itu di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sumatera Utara," kata Djayadi dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Vox Point Indonesia bertajuk 'Menakar Kekuatan Koalisi Pemerintah Vs Koalisi Oposisi Pasca Pilkada Serentak' di Jakarta Pusat, Rabu (4/7/2018).
"Kami melihat apa yang terjadi di Jabar dan Jateng itu dalam sebulan terakhir, terjadi penguatan kandidat yang didukung oleh oposisi. Kalau di Sumut sejak awal."
Djayadi kemudian membahas soal penguatan partai-partai oposisi yang terjadi di Pilgub Jawa Barat.
"Terdapat dua faktor penting yang menyebabkan penguatan oposisi," kata Djayadi.
Dilanjutkan Djayadi, pertama yakni mesin partai dan kedua yakni ketokohan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto yang digadang-gadang akan "mencalonkan diri sebagai capres" pada Pilpres 2019.
"Di Jawa Barat misalnya militansi dan sistematis dari mesin partai PKS dan faktor Prabowo sangat berpengaruh luar biasa," ujarnya.
Baca: Final Piala Dunia 2018 Brasil vs Kroasia, Hasil Prediksi Kecerdasan Buatan
Sebelumnya, pada Pilgub Jabar, koalisi Gerindra, PKS, dan PAN mengusung pasangan Sudrajat - Ahmad Syaikhu (Asyik).
Namun, dari sejumlah quick count, sementara ini yang menang adalah lawan mereka, pasangan Ridwan Kamil - UU Ruzhanul Ulum.
Dijelaskan Djayadi, pasangan Asyik tidak menang di Pilgub Jabar, padahal oposisi semakin menguat hanya karena faktor tingkat popularitas yang sangat rendah.
"Pemilih PKS dan pemilih Prabowo terbelah ke ketiga pasangan. Kalau Hasanah jelas solid, karena para pemilih kurang mengenal pasangan Asyik. Sehingga lebih memilih Ridwan Kamil, dan Duo Deddy karena sejarah dukungan," pungkas Djayadi.(*)
Besok Sidang Lanjutan Perceraian Sule, Lina 'Dipaksa' Tak Pisah, 'Baru Segitu Sudah Nyerah' https://t.co/E9Jw6REDl0 via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) July 4, 2018