Alasan Mengapa Jasad Korban KM Sinar Bangun Tak Mengambang di Permukaan
Ketika jasad para korban sudah ditemukan, satu pertanyaan pun muncul. Mengapa jasad-jasad itu tidak mengambang ke permukaan?
Penulis: Indan Kurnia Efendi | Editor: Mas Kisdiantoro
TRIBUNJABAR.ID - Tim gabungan Basarnas belum juga menemukan 164 koban hilang KM Sinar Bangun hingga pencarian hari ke-13, Sabtu (30/6/2018).
Berbagai upaya dilakukan sejak awal, dari mengerahkan tenaga penyelam hingga mendatangkan alat khusus.
Barulah pada pencarian hari ke-11, tim Basarnas akhirnya menemukan objek yang diduga kuat merupakan bangkai kapal KM Sinar Bangun.
Melansir dari Kompas.com, berdasarkan hasil rekaman remotely operated vehicle (ROV) di kedalaman 450 meter Danau Toba menyebutkan, tanda-tanda posisi bangkai (KM) Sinar Bangun sudah ditemukan.
Sekitar tiga kilometer dari Pelabuhan Tigaras.
Dugaan ini diperkuat dengan terlihatnya beberapa sepeda motor, bagian-bagian kapal, dan mayat korban.
Pada foto hasil ROV, nampak jelas beberapa sepeda motor berada di dasar danau.
Tidak hanya itu, jasad yang diduga korban KM Sinar Bangun pun tampak untuh.
Melansir dari Tribun Medan, Deputi Bidang Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas Brigadir Jenderal TNI Nugroho Budi Wiryanto menyebutkan, ada sekitar delapan hingga 10 jasad yang terekam ROV.
"Yang kemarin kita temukan kan jelas. Sudah kita lihat dengan jelas. Saya sudah melihat di monitor itu. Hari ini kita lanjutkan lagi. Sekarang kita memikirkan cara menariknya dan evakuasi. Saya mohon doa restu dari seluruh masyarakat," ujarNugroho.
"Ada delapan sampai 10 yang kelihatan. ROV melihat hanya sampai 2 meter saja. Kalau kapal hitam saja tapi tali-talinya jelas. Kalau kapalnya tak pecah tapi utuh. Bahwa ROV jarak pandang 2 meter. Harus dekat sekali," tambahnya.
Nugroho menambahkan, posisi jenazah berada di kedalaman 455 meter.
Ketika jasad para korban sudah ditemukan, satu pertanyaan pun muncul. Mengapa jasad-jasad itu tidak mengambang ke permukaan?
Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono menjelaskan, jasad para korban butuh waktu lama untuk membusuk.
Hal itu disebabkan temperatur di dasar Danau Toba yang sangat dingin.