Guru Ini Tolak Tawaran Mengajar Lagi Usai Dipecat Lantaran Beda Pilihan di Pilkada Serentak
"Nanti surat keputusannya dikirim ke rumah, karena saya juga butuh untuk kedepan saya melanjutkan karir saya sebagai guru," kata RA.
TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Perbedaan pilihan dalam Pilkada Serentak 2018 membuat RA, seorang guru, harus dikeluarkan dari Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Darul Maza.
Kendati begitu, dirinya diminta kembali mengajar oleh pihak yayasan usai percakapan grup Whatsapp sekolah yang berisi obrolan pemecatan dirinya viral.
RA mengaku enggan untuk kembali mengajar di SDIT Darul Maza yang hampir empat tahun telah mengabdi sebagai guru kelas 3 dan kelas 1 sekolah dasar.
"Ya karena memang dari percakapan tersebut saya sudah dikeluarkan, memang dari pihak yayasan juga meminta saya untuk balik lagi ke sekolah, tapi menurut saya sebaiknya saya tidak disitu lagi, sebaiknya mencari yang lain saja," kata wanita yang akrab disapa RA, Kamis (29/6/2018).
Keputusan untuk menolak tawaran mengajar dan melupakan kejadian percakapan grup Whatsapp itu ternyata sudah bulat, ia memilih untuk mencari sekolah baru untuk tempatnya kembali mengabdi di dunia pendidikan.
Baca: Ingat Dua Tahun Lalu, Jika Nanti Dilantik Jadi Wakil Gubernur Terpilih, Akankah Uu Deklarasi Capres?
"Ya intinya tadi pagi itu, pihak yayasan meminta saya untuk bergabung kembali, meminta maaf atas segala kelalaian yang sudah mereka lakukan, dan saya memutuskan untuk tidak bergabung lagi disitu, karena lebih baik saya mencari tempat lain," ujar dia.
Usai keputusan untuk tidak kembali mengajar di SDIT Darul Maza, Pihak yayasan juga nantinya akan memberikan surat keputusan keluar yang akan dikirim langsung ke rumahnya.
"Nanti surat keputusannya dikirim ke rumah, karena saya juga butuh untuk kedepan saya melanjutkan karir saya sebagai guru," kata RA.
Baca: H -50, Venues Asian Games 2018 di Jabar Sudah siap
Peristiwa dugaan pemecatan guru SDIT Darul Maza viral setelah suami RA membagikan percakapan grup Whatsapp istrinya dan pihak Yayasan di akun Facebook pribadinya.
Dalam postingan itu, akun Facebook Andriyanto Putra Valora menceritakan bahwa Istrinya dipecat secara tidak hormat melalui grup Whatsapp sekolah lantaran tidak ikut memilih sesuai arahan pihak yayasan.
Andriyanto menyebut, istrinya lebih memilih Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum untuk Pilgub Jawa Barat. Sementara pada Piwalkot Bekasi dia menjatuhkan pilihan pada pasangan Rahmat Effendi-Tri Adhianto Tjahyono.(Tribun Jakarta/Yusuf Bachtiar)
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Sempat Diminta Mengajar Kembali, Guru yang Dipecat Karena Beda Pilihan Pilkada Menolak