Yusril Ihza Mahendra Sentil Manuver Amien Rais, Faizal Asegaf: PBB Masih Waras
Menurutnya, seorang pemimpin ucapannya itu tidak boleh berubah-ubah sehingga pemimpin ucapannya harus terpercaya.
TRIBUNJABAR.ID- Aktivis Progress 98 Faizal Assegaf menyebut bahwa Yusril Ihza Mahendra dan para anggota partai PBB masih waras.
Dilansir TribunWow.com, melalui akun Twitter @faizalassegaf yang ia tuliskan pada Minggu (10/6/2018).
Faisal Assegaf mendukung langkah Yusril Ihza Mahendra untuk tidak ikut dalam manuver Amien Rais.
Sikap Yusril Ihza Mahendra itu dinilai sebagai sikap yang waras agar segera mengakhiri persekutuan jahat yang berkedok oposisi.
Takaran Membayar Fidyah Sesuai yang Diperintahkan Allah dan Diteladankan Rasulullah https://t.co/xQTLAuJqo9 via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) June 11, 2018
"Yusril Mengaku tak minat ikut manuver Amien Rais. Saya doakn pak @Yusrilihza_Mhd kembali pd komitmen awal utk berbesar hati mendukung pak @jokowi. Itu sikap konkret, memprtegas bhw anda & PBB masih waras utk mengakhiri persekutuan jahat dgn ubur2 beracun berkedok oposisi," katanya.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra menyinggung soal niatan Dewan Kehormatan DPP PAN, Amien Rais yang ingin menjadi calon presiden 2019 melalui akun Twitter @Yusrilihza_Mhd yang ia tuliskan pada Minggu (10/6/2018).
Mulanya, Yusril Ihza Mahendra menuliskan hakikat pemimpin.
Menurutnya, seorang pemimpin ucapannya itu tidak boleh berubah-ubah sehingga pemimpin ucapannya harus terpercaya.
Baca: 3 Catatan Ini Buktikan Striker Persib Bandung Ezechiel N Douassel sebagai yang Terganas di Liga 1
Setelah itu, Yusril Ihza Mahendra menyinggung Amien Rais di pertemuan 1999 yang mencalonkan Gus Dur.
Namun, Yusril Ihza Mahendra mengaku menolak dengan ide Amien Rais lantaran ia berpendapat tidak ingin mempermainkan seseorang untuk agenda pribadi.
Sehingga dengan pengalaman itu, Yusril Ihza Mahendra menuliskan tidak ingin ikut-ikutan dnegan manuver Amien Rais.
Bukan Persija atau Persipura, Tim Dominan Berwarna Biru Ini Paling Subur di Bulan Ramadan https://t.co/hsCqcrehRk via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) June 11, 2018
"1. Dalam pepatah Jawa ucapan pemimpin itu adalah “sabdo pandito ratu” artinya ucapan seseorang yang kedudukannya sangat tinggi, bagai seorang pandito (guru maha bijaksana) dan seorang ratu (raja).
2. Karena itu ucapan pemimpin itu haruslah ucapan yang serius dan terpercaya. Ucapan yang sudah dipikirkan dengan matang segala akibat dan implikasinya. Ucapan pemimpin itu akan menjadi pegangan bagi rakyat dan pendukungnya.