Pilgub Jabar

Warga Kampung di Kawasan Elit Curhat Tak Punya Lahan Pemakaman ke Dedi Mulyadi

Di saat bersamaan, tanah milik anggota warga lainnya hendak dijual seluas 14 meter persegi dengan harga per meter mencapai Rp 5 juta.

Penulis: Mega Nugraha | Editor: Yudha Maulana
Tribun Jabar/Mega Nugraha
Cawagub Dedi Mulyadi saat berdialog dengan warga Cigadung Kota Bandung, Senin (4/6). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha Sukarna

TRIBUNJABAR.ID,BANDUNG - Warga Cigadung Wetan Kelurahan Cigadung, Kecamatan Cibeunying Kaler, Kota Bandung didatangi calon wakil gubernur Jabar Dedi Mulyadi, Senin (4/6/2018).

Kedatangannya terkait keluhan warga yang tidak memiliki tanah wakaf.

"Masyarakat disini tidak memiliki tanah wakaf. Ketika meninggal dikuburkan di luar desa, itupun dengan biaya yang cukup mahal. Yakni Rp. 1,5 sampai dengan Rp. 2 juta, dan itu sangat memberatkan masyarakat," ujar Dian pada mantan Bupati Purwakarta dua periode itu.

Baca: Pengakuan Hariono soal Djanur: Sosok Bapak yang jadi Musuh 90 Menit di Lapangan Hijau

Di saat bersamaan, tanah milik anggota warga lainnya hendak dijual seluas 14 meter persegi dengan harga per meter mencapai Rp 5 juta.

Pembelian terkendala karena terbatasnya dana. "Rencananya mau dibeli," kata Dian.

Menanggapi keluhan tersebut, Dedi tidak menjanjikan untuk membantu pembelian tanah tersebut karena ketentuan undang-undang kepemiluan melarang tegas calon kepala daerah mengeluarkan uang untuk warga.

"Saya kan tidak boleh mengeluarkan uang karena aturan, tapi nanti ada teman-teman saya disini yang akan membatu untuk menyelesaikan itu, mudah-mudahan saja sebelum Lebaran warga disini sudah memilki tanah makam," ujarnya.

Baca: BPJS KC Soreang: Pemudik Bisa Tetap Dapat Pelayanan Kesehatan di Daerah Tujuan

Problem tidak memiliki tanah makam menurut Kader Nahdlatul Ulama (NU) tersebut merupakan masalah klasik di wilayah perkotaan.

"Ke depannya hal ini tidak boleh terjadi, pemerintah harus memfasilitasi warganya dari mulai lahir sampai dengan meninggal," kata Dedi.

Dedi melanjutkan, permasalahan tersebut tidak boleh lagi terjadi pada masyarakat. Sebagai warga negara yang baik seharusnya saling memfasilitasi.

"Ke depannya tanah makam harus di perbanyak. Tempatnya di tata agar yang ziarah merasanya nyaman. Sehingga, kuburan itu bukan lagi tempat yang menyeramkan," kata Dedi.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved