Operasi Senyap dan Rahasia Kopassus-Kostrad di Papua, Menyergap Dalam Kabut, Musuh Kocar-kacir
"Mereka bergerak dengan sangat senyap, sangat rahasia pada malam hari. Pada siang harinya mereka mengendap, membeku."
Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Fidya Alifa Puspafirdausi
TRIBUNJABAR.ID - Pasukan Kopassus Indonesia sudah menorehkan beberapa prestasi yang membagakan.
Satu di antaranya adalah operasi senyap yang dilakukan Kopassus dan Tim Intai Kostrad pada 2017.
Sebanyak 13 personel kopassus dan 10 personel Kostrad diturunkan untuk membebaskan sandera, warga sipil di Banti, Kimbely, Papua, Jumat (17/11/2017).
Warga sipil yang berjumlah 334 disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Sebelum akhirnya menyerang, mereka mengendap dan memantau pergerakan KKB yang membaur dengan warga sipil.
Melansir dari kompas, Kepala Penerangan Daerah Militer XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi di Timika, Sabtu (18/11/2017), mengakui operasi tersebut penuh risiko karena KKb melakukan perlawanan dengan tembakan dari jarak jauh.
Lima hari sebelumnya, pasukan TNI sudah bergerak ke lokasi.
Mereka terdiri dari 13 personel Kopassus, 20 personel Batalyon 751/Rider, tugasnya merebut Kampung Kimbeli dari KKB.
Selain itu, 10 orang dari peleton Intai Tempur Kostrad bersama 10 personel Batalyon Infanteri 754/Eme Neme Kangasi bertugas merebut Kampung Banti.
"Mereka bergerak dengan sangat senyap, sangat rahasia pada malam hari. Pada siang harinya mereka mengendap, membeku. Sambil mempelajari situasi secara perlahan sekali mereka sampai di titik sasaran," ujar Aidi.
Tak sampai di situ, pasukan ini juga tak makan satu hari sebelum jam yang disepakati menyerbu.
Baca: Idjon Djanbi, Kekuatan Pencetak Kopassus Pertama, Dibenci Pribumi karena Jejak Militer Elite Belanda
Baca: Barisan Kopassus Hantu Putih, Taktiknya Buat Ribuan Pemberontak Bengis Langsung Nyerah
Baca: Anggota Kopassus Ini Mampu Taklukan Ribuan Pemberontak Sekaligus, Hantu Putih Melegenda di Dunia
"Satu hari itu mereka tidak makan," katanya.
Penyerbuan ini juga urung dilakukan karena KKB membaur dengan warga sipil.
Padahal penyerbuan sudah direncanakan pada Kamis (16/11/2017).
Keselamatan warga menjadi misi utama mereka sehingga operasi ini dilakukan dengan hati-hati.