Rumah Hasanah Ukurannya 3 m x 7 m, Dihuni 7 Orang, Kini Nyaris Ambruk, Pemkot Cimahi Tak Peduli
Hasanah sendiri sehari-hari jualan gorengan, sedangkan suaminya kerja serabutan. Jika ada yang menyuruh, baru bekerja.
Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNJABAR.ID, CIMAHI - Rumah milik keluarga Hasanah (50) di Kampung Saradan, RT 04/02, Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi dinding bagian belakangnya nyaris ambrol setelah tanahnya tergerus air akibat hujan deras.
Rumah sederhana itu berada di atas tebing, sehingga jika tanahnya longsor, dinding rumah yang telah mulai retak dan condong itu bisa saja ambruk.
"Kejadiannya tiga minggu lalu, pas saya lagi membuat gorengan, kemudian turun hujan angin, jadi sebagian atapnya ambruk dan dinding pun retak-retak," ujar Hasanah di kediamannya, Kamis (17/5/2018).
Baca: Heboh Pesan Berantai Via WhatsApp Ada Teroris Berkeliaran di Bandung, Begini Kata Hendro Pandowo
Rumah berukuran 3 m x 7 m itu, kata Hasanah, dibangun pada tahun 2011 dan hingga saat ini ditempati oleh tujuh orang anggota keluarganya, yakni Hasanah dan suaminya, Rusjunaedi (52), keempat anaknya dan seorang menantunya.
Hasanah mengatakan, saat ini ketiga anaknya itu masih bersekolah, yang paling kecil kelas 5 SD, yang kedua SMP dan yang ketiga telah lulus SMA. Sementara yang paling dewasa telah berumah tangga.
Hasanah sendiri sehari-hari jualan gorengan, sedangkan suaminya kerja serabutan. Jika ada yang menyuruh, baru bekerja.
Demi Biaya Nikah, Pria Ini Jajakan Pacarnya ke Lelaki Hidung Belang Via Online https://t.co/86IOcrXirp via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) May 17, 2018
"Sejak dulu, di sini sudah ditempati oleh tujuh orang dengan anak-anak saya. Pas rumah ini dindingnya mulai rentak sekeluarga diungsikan ke kantor RT," ujarnya.
Diungsikannya keluarga mereka, lantaran pihak RW merasa prihatin dan ditakutkan rumah tersebut tiba-tiba ambruk jika terus-terusan diguyur hujan deras.
"Waktu itu 10 hari saya dan keluarga diungsikan ke sana karena memang berbahaya jika dindingnya ambruk," katanya.
Pengakuan Sandera Selamat Tragedi Mako Brimob, Bripka Iwan: Hanya Bisa Dzikir, Antara Hidup https://t.co/5hFuUMcRhd via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) May 17, 2018
Namun, karena lokasinya tidak layak untuk ditinggali oleh tujuh orang, keluarga tersebut memilih untuk kembali ke rumah yang dindingnya nyaris ambrol tersebut.
Padahal, ia sudah mengajukan bantuan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cimahi, namun hingga kini tak kunjung dapat bantuan.
"Pas kejadian itu pernah dibantu, tapi hanya memberi selimbut dan makanan saja," katanya.