Dua Mahasiswi Unpar Berhasil ke Puncak Everest, Ucapkan Selamat Berpuasa untuk Muslim Tanah Air
Di dalam video pendek itu, keduanya memberikan ucapan selamat kepada warga Indonesia yang kini sedang menunaikan ibadah puasa Ramadhan.
Penulis: Kisdiantoro | Editor: Kisdiantoro
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Mimpi Fransisca Dimitri Inkiriwang (24) dan Mathilda Dwi Lestari (24) menggapai puncak Gunung Everest, menjadi kenyataan.
Keduanya berhasil menapakan kaki di puncak gunung tersebut.
Bukti Fransisca Dimitri Inkiriwang (24) akrab disapa Deedee dan Mathilda Dwi Lestari atau Hilda, memang benar sudah berada di sana, bisa dilihat dari video unggahan IG Mahitalaunpar.
Di dalam video pendek itu, keduanya memberikan ucapan selamat kepada warga Indonesia yang kini sedang menunaikan ibadah puasa Ramadhan.
Video itu diambil dalam perjalanan menuju puncak Everest.
Ini yang Terjadi Pada Tubuh Bila Berpuasa 30 Hari di Bulan Ramadan, Awal Puasa yang Tersulit! https://t.co/ts6coGGR5L via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) May 17, 2018
Keduanya berdiri berlatar pegunungan, mengenakan jaket berwarna biru, lalu mengucapkan, "kami berdua mengucapakan selamat menunaikan ibadah puasa. Semoga puasanya lancar sampai nanti Idulfitri tiba."
Diberitakan sebelumnya, pada Selasa (15/5) sore waktu Nepal, keduanya sudah mencapai Camp II di ketinggian 7.800 meter, yang dikenal para pendaki Everest sebagai zona kematian.
Baca: 13 Tahun Buron, Koruptor BLBI Samadikun Hartono Kembalikan Uang Rp 87 Miliar, Diangkut Pakai Troli
Dian Indah Carolina, anggota tim humas The Women of Indonesia's Seven Summits Expedition Mahitala Unpar (WISSEMU), mengatakan kedua pendaki dalam kondisi sehat saat mencapai camp yang berada di bawah tebing tinggi pada punggungan menuju puncak Everest (8.848 meter di atas permukaan laut).
"Kondisi sekitar Camp II dilanda hujan salju dan angin cukup kencang. Tapi kedua pendaki dalam kondisi fit dan tetap fokus untuk penyerbuan ke puncak dalam dua-tiga hari ini. Mohon doa agar mereka dapat mengibarkan Merah Putih di sana sesuai yang direncanakan," ujarnya.
Baca: Tekan Aksi Terorisme, Kodim dan Polres Cimahi Laksanakan Patroli Mobile
Tim WISSEMU, yang mendapat dukungan dari Bank BRI, PT Multikarya Asia Pasifik Raya (MKAPR), dan Universitas Katolik Parahyangan (Unpar), sudah sebulan lebih berada di Cina. Mereka menjalankan misi pendakian untuk menjadi tim perempuan pertama dari Indonesia yang mencapai tujuh puncak dunia.
Hilda dan Deedee, sapaan akrab mahasiswa FISIP-HI Unpar itu, sebelumnya berjalan dari Intermediate Camp ke Camp 1 di ketinggian 7.030 meter.
Sepanjang pendakian yang berlangsung enam jam, hujan salju lebat dan angin kencang mengharuskan mereka melangkah penuh kehati-hatian. Suhu sekitar terpantau -9 derajat sampai -14 derajat celcius.
Dari Camp I mereka melanjutkan pendakian ke Camp II di 7.800 meter. Area mulai di ketinggian ini dikenal para pendaki Everest sebagai zona kematian karena kadar oksigennya yang mulai sangat tipis.
Pada ketinggian ini, kadar oksigen di udara tinggal 30 persen, bahkan kurang. Di keinggian inilah para pendaki biasanya mulai memerlukan oksigen tambahan lewat tabung-tabung yang mereka bawa.