Nahdlatul Ulama Jabar Laporkan Awal dan Akhir Ramadan 1439 H
Masluh mengatakan dalam menetapkan awal bulan hijriyah, NU berpedoman kepada pengamatan hilal (rukyatul hilal)
Penulis: Ery Chandra | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ery Chandra
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG- Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU), Jawa Barat, melalui Lembaga Falkiyah telah menetapkan awal dan akhir puasa Ramadan 2018 M atau 1439 H.
Ketua Lembaga Falakiyah PWNU Jabar, KH. Masluh As Syakandari, menyampaikan penjelasan melalui keterangan tertuli mengenai awal dan akhir Ramadan 1439 H, dari sisi ilmu falak.
"Awal bulan Ramadan 1439 H jatuh pada hari Kamis, 17 Mei 2018. Karena hilal tidak dapat dilihat (belum muncul) sehingga bulan sya'ban digenapkan menjadi 30 hari," demikian bunyi keterangan tertulis yang diterima Tribun Jabar, di Kota Bandung, Kamis (10/5/2018), malam.
Perceraiannya Jadi Sorotan, Sule 'Hilang', Lina Sempat Galau, Sudah 3 Bulan Pisah Ranjang https://t.co/Dko3qXEAjY via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) May 10, 2018
Akhir bulan Ramadan, tepat pada hari Kamis, 15 Juni 2018. Pasalnya, ketinggian hilal pada saat terbenam matahari sangat mungkin untuk dilihat dari semua titik pengamatan di wilayah Indonesia.
Masluh mengatakan dalam menetapkan awal bulan hijriyah, NU berpedoman kepada pengamatan hilal (rukyatul hilal), sesuai dengan Hadits Nabi.
Baca: Lepas Sabuk Pengaman Hanya untuk Selfie, Gadis Ini Tewas Mengenaskan Saat Kecelakaan Mobil
Baca: Dedi Mulyadi Tanggung Biaya Pengobatan 7 Balita Gizi Buruk di Purwakarta
"Awali dan akhiri puasa dengan melihat hilal, jika tidak dapat dilihat genapkanlah bilangan bulan (sya'ban), menjadi 30 hari," ujar Masluh.
Nahdlatul Ulama, ucapnya, tidak dalam kapasitas menetapkan awal dan akhir bulan Ramadan karena pemerintah berhak menetapkan itu.
NU, imbuhnya, sebatas memberikan laporan berhasil atau tidaknya rukyatul hilal. (*)