Rusuh di Rutan Mako Brimob

Mantan Teroris Sebut Apa yang Diduga Memicu Kerusuhan di Rutan Mako Brimob

Dalam peristiwa penyanderaan itu, lima anggota Densus 88 Antiteror gugur dan satu narapidana terorisme tewas.

Penulis: Yongky Yulius | Editor: Ravianto
TribunJakarta.com, Dwi Putra Kesuma
Polisi berjaga di Mako Brimob, Kelapa Dua 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Yongky Yulius

TRIBUNJABAR.ID, DEPOK - Mantan teroris yang sekarang menjadi Direktur Eksekutif Yayasan Lingkar Perdamaian, Ali Fauzi, menduga, ada isu lebih kuat dari sekadar persoalan makanan yang mengakibatkan terjadinya kerusuhan di Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.

"Kalau menurut saya (isu persoalan makanan) itu mungkin hasil pengembangan. Tapi puncaknya bukan itu. Karena ransum di Kelapa Dua cukup bagus. Soal makanan saya pribadi kurang percaya. Ada isu tertentu yang menguat, yang menjadi trigger dan memicu amarah," katanya saat dihubungi Tribun Jabar melalui sambungan telepon, Kamis (10/5/2018).

Adik kandung terpidana mati kasus bom Bali I Ali Ghufron dan Amrozi ini, mengaku mendapatkan informasi, ada tindakan pengamanan terhadap seorang perempuan.

Namun, dia belum mendapatkan informasi secara jelas, apakah perempuan itu merupakan narapidana terorisme atau pembesuk.

"Ini bukan analisis, ini info. Ada pengamanan terhadap satu akhwat di dalam Mako. Tapi ini bahasa saya pengamanan, dan dipahami oleh kawan-kawan napiter jadi penyekapan. Isu ini kuat dan napiter enggak mampu memendam amarahnya dan akhirnya terjadi kerusuhan. Belum jelas perempuan ini narapidana terorisme atau yang membesuk," ujar bekas pentolan Moro Islamic Liberation Front ini.

Baca: Debat Pilkada KBB, Duel Sengit Paslon Satu Lawan Tiga, Jawaban Maman Sangat Tegas pada Hengky

Baca: Teroris Bunuh Sandera di Mako Brimob Secara Sadis, Polwan pun Habis Dianiaya hingga Giginya Rontok

Lebih lanjut, Ali mengatakan, kerusuhan itu sebetulnya hanya diprovokasi oleh 30-40 orang saja.

Narapidana terorisme lainnya, tidak sepakat dengan kerusuhan itu.

"Itu enggak sampai 150-an orang. Yang aktif sekitar 30-40 orang. Yang lain sangat pasif dan enggak ikut. Saya pikir kalau semuanya itu bakal kewalahan dan enggak selesai tadi pagi. Sisanya malah enggak sepakat dengan tindakan (kerusuhan itu)," kata pria yang pernah menjadi Kepala Instruktur FE Jamaah Islamiyah tahun 1999 ini.

Ali pun mengatakan, kerusahan itu memang dilakukan oleh narapidana terorisme yang berafiliasi dengan ISIS, yaitu Jamaah Ansharut Daullah (JAD).

Dilansir dari Kompas.com, kerusuhan yang terjadi Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, disebut Polri dipicu persoalan makanan.

Kerusuhan terjadi di dalam rutan napi kasus terorisme di Mako Brimob sejak Selasa (8/5/2018) malam.

Akibat kerusuhan ini, napi teroris berhasil mengambil senjata dan menyandera polisi.

Dalam peristiwa penyanderaan itu, lima anggota Densus 88 Antiteror gugur dan satu narapidana terorisme tewas.

Pihak Polri menyebut napi tersebut berusaha melawan dan merebut senjata petugas.(*)

Baca: Singgung Marinir dan Kopassus saat Amankan Unjuk Rasa, Kapolres Karawang Akhirnya Minta Maaf

Baca: BMKG Bilang Begini soal Prakiraan Cuaca di Wilayah Jabar Hari Ini

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved