Hulu Citarum Akan Ditanami Cokelat dan Kopi, Pembudidaya Ikan Keramba Apung Alih Profesi
"Untuk mengatasi lahan kritis kita bersama Menteri Pertanian dan Menteri Kehutanan menangani itu. Kita harus tanam 125 juta pohon,"
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Wartawan Tribun Jabar, M Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG- Dibutuhkan 125 juta pohon untuk menghijaukan kembali kawasan hulu DAS Citarum.
Pemerintah pun akan mendatangkan benih pohon kakao atau cokelat dan pohon kopi untuk ditanam secara menyeluruh di kawasan hulu Sungai Citarum.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan di hulu DAS Citarum ada 2,6 hektare lahan yang sangat kritis, 76,9 hektare lahan kritis, 188 hektare lahan agak kritis, dan 191 hektare lahan potensial kritis.
"Untuk mengatasi lahan kritis kita bersama Menteri Pertanian dan Menteri Kehutanan menangani itu. Kita harus tanam 125 juta pohon," kata Luhut Binsar Pandjaitan seusai Deklarasi Komitmen Pelaku Usaha/Industri Dalam Mendukung Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan DAS Citarum di The Trans Luxury Bandung, Kamis (3/5/2018).
Kabar Terbaru Siti KDI yang Menikah dengan Pria Turki, Dia Punya Putri Kecil yang Menggemaskan https://t.co/kcowpADULB via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) May 3, 2018
Penanaman pohon kopi dan kakao, katanya, akan dilakukan di DAS Citarum sampai beberapa tahun ke depan. Menristek RI pun telah menyiapkan benihnya lewat lembaga penyedia kultur jaringan di Jember.
Tidak hanya penanganan di hulu sungai, katanya, pembersihan sungai pun akan dilakukan di tiga waduk sepanjang Sungai Citarum, yakni Waduk Saguling, Cirata, dan Jatiluhur.
Baca: Live Streaming Timnas Indonesia U-23 Vs Uzbekistan, Milla Sisihkan Ilija Spasojevic
Baca: Steven Gerrard Main Bola Sambil Menutup Mata, Ini yang Terjadi Kemudian
Pembersihan ini di antaranya terhadap para pembudidaya ikan keramba di tiga waduk tersebut.
Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan para pembudidaya ikan keramba apung di tiga waduk ini akan alih profesi sedangkan secara alami waduk dibersihkan dengan cara memelihara ikan nila.
Semakin sedikitnya keramba jaring apung budidaya ikan, makin sedikit juga jumlah pencemaran akibat pakan ikan. (*)