Soal Capres dan Cawapres, Aher : Saya Tidak Terlalu Ambisius tapi Saya Tidak Menolak Jika Dicalonkan

Kepemimpinan tidak boleh diberikan kepada yang terlalu ambisius, tapi kepemimpinan juga jangan diberikan kepada orang yang tidak mau

Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Ichsan
DOk Humas Pemprov Jawa Barat
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Syarif Abdussalam

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengaku tidak terlalu berambisi tapi tidak menolak untuk dicalonkan menjadi calon presiden atau wakil presiden di Pilpres 2019. Kepemimpinan, katanya, tidak boleh diamanatkan kepada orang yang terlalu berambisi, sekaligus kepada orang yang tidak mau memimpin.

Gubernur yang akrab disapa Kang Aher ini mengatakan, tengah berusaha menyempurnakan tugasnya sebagai Gubernur Jawa Barat yang akan berakhir pada Juni 2018. Aher mengatakan sebagai kader, ia harus patuh dan menunggu apapun yang dimusyawarahkan dan menjadi keputusan Majelis Dewan Syuro PKS.

Baca: Jose Hengkang Away Bertahan, Padahal Sama-sama PNS, Begini Bedanya Kata Komisaris Persib

Menurut Aher, semua keputusan penting seperti terkait dengan pemilihan presiden, arah dukungan, koalisi, dan pencalonan, semuanya diputuskan Majelis Dewan Syuro. Aher menyatakan komunikasi antara dirinya dengan partainya pun sangat baik.

"Keputusannya diumumkan Majelis Syuro. Saya mengalir saja. Amanah itu kan berat. Saya menganut sikap dan filosofi, bahwa kepemimpinan itu harus ada kesiapan dan tepat. Pemimpin publik seperti Presiden itu kan mulai ide pikiran sampai semuanya untuk rakyat, tidak mungkin untuk yang lain. Makanya sangat berat," kata Aher seusai menghadiri Peringatan Hari Pendidikan Nasional di Lapangan Gasibu, Kota Bandung, Rabu (2/5/2018).


Menurut Aher, ia berikhtiar untuk melangkah setelah selesai menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat. Salah satunya dengan berdoa supaya diberikan jalan terbaik setelah mengakhiri kepemimpinannya di Jawa Barat. Doa dalam surat Ali Imran di Alquran, selalu dibacanya di sela salat malamnya.

"Kalau berdoa terus-terusan. Meminta kepada Allah yang terbaik, termasuk doa kepemimpinan yang saya sering baca adalah dari Ali Imran. Katakanlah wahai Allah, Engkau pemilik kekuasaan, memberikan kekuasaan kepada orang yang engkau kehendaki, Engkau cabut kekuasaan dari yang Engkau kehendaki, memuliakan yang Engkau kehendaki, dan Engkau hinakan sesuai yang Engkau kehendaki, di tangan-Mu lah segala kebaikan," katanya membacakan arti doa yang selalu dibacanya.


Selama ini Aher digadang-gadang menjadi calon wakil presiden mendampingi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Aher mengaku terakhir kali bertemu Prabowo beberapa bulan lalu.

"Pertemuan dengan Pak Prabowo, sudah agak lama. Waktu itu ada acara di Jakarta, bukan acara resmi tapi sekilas, kita berpapasan, dan ngobrol singkat soal politik," katanya.

Dalam filosofi kepemimpinan, katanya, kepemimpinan tidak boleh diberikan kepada yang terlalu mau atau terlalu ambisius, karena akan ada potensi melakukan langkah-langkah yang menghalalkan segala cara untuk meraih kepemimpinannya. Namun jangan sampai, kata Aher, kepemimpinan diberikan kepada orang yang tidak mau karena akan pasif saat memimpin.

"Di tengah-tengah saja. Dan saya di tengah-tengah posisinya. Tidak masuk kelompok yang mau, tidak masuk kelompok yang tidak mau," katanya.


Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved