Kecanduan dan Butuh Biaya Susu Anak, Dimas Nekat Jadi Bandar Sabu, Sekarang Menyesal Masuk Bui

"Anak saya masih usia delapan bulan, uang hasil serabutan tidak cukup untuk makan dan membeli susu," ujar Dimas sambil menunduk.

Penulis: Seli Andina Miranti | Editor: Ichsan
DOKUMENTASI TRIBUN SUMATERA SELATAN
Illustrasi 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Seli Andina

TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Faktor ekonomi menjadi alasan Dimas Muhamad Zen (22) melakukan pekerjaan terlarang menjadi bandar sabu-sabu di Kabupaten Sumedang.

Pekerjaannya sebagai buruh serabutan tak mencukupi biaya hidup ia dan keluarga, ditambah Dimas masih memiliki putra yang masih bayi.

Hal tersebut diceritakan Dimas ketika ditemui Tribun Jabar di Mapolres Sumedang, Rabu (25/4/2018).

Baca: Hari Ini Bandung Raya Masih Akan Diguyur Hujan Deras Disertai Petir, Nih Penyebabnya

"Anak saya masih usia delapan bulan, uang hasil serabutan tidak cukup untuk makan dan membeli susu," ujar Dimas sambil menunduk.

Dimas mengaku sudah berulang kali melamar di berbagai perusahaan namun tak juga berhasil mendapatkan pekerjaan tetap.


Gelap mata karena tak juga mendapatkan pekerjaan tetap, Dimas pun akhirnya nekat menjadi bandar sekaligus kurir sabu untuk diedarkan di Kabupaten Sumedang.

"Uang dari sabu itu saya berikan semua untuk keluarga, untuk keperluan sehari-hari," ujar Dimas.

Selain itu, ia pun butuh uang lebih untuk memenuhi ketergantungannya terhadap sabu karena dirinya juga merupakan pemakai.


Dimas mengaku ikut menggunakan sabu setelah dipengaruhi rekannya sesama pengedar narkoba, mencoba sekali dua kalo, ia pun jadi ketagihan.

Kini Dimas harus mempertanggungj awabkan perbuatannya di balik jeruji besi. Ia mengaku menyesali perbuatannya yang melawan hukum dan merugikan banyak pihak.

"Saya menyesal, terutama pada istri saya. Saya belum bertemu lagi dengan istri," ujarnya.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved