Tiba-tiba Bertemu Boediono di Sukamiskin, Nadia Mulya dan Ayahnya Sempat Emosi
Namun Nadia Mulya menilai ide tersebut terlambat karena ayahnya sudah terlanjur menjadi terpidana.
TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA- Nadia Mulya, putri dari terpidana kasus dugaan korupsi dana talangan (bailout) Bank Century Budi Mulya, mengaku sempat kesal ketika mantan gubernur Bank Indonesia, Boediono tiba-tiba menemui dirinya dan ayahnya yang tengah bersama di Lapas Sukamiskin.
Emosinya dan sang ayah sempat terpancing saat mantan wakil presiden RI itu memunculkan wajahnya pada awal 2016. Sebelumnya, Boediono setelah tidak pernah mengirim kabar.
"Sejujurnya, saat pertama kali bertemu (pak Boediono), (emosi) saya dan bapak saya agak sedikit meluap," ujar Nadia Mulya saat ditemui di Gedung Merah Putih KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (12/4/2018).
Artis yang kini fokus jadi seorang presenter itu pun mengaku intonasi suaranya sempat meninggi saat itu.
Jelang Lawan Arema, Kiper Persib Tak Pikirkan Clean Sheet https://t.co/EtjPp9sDhx via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) April 12, 2018
Ia secara spontan kesal lantaran tidak terima sang ayah menjalani hukuman tersebut seorang diri.
"Bahkan saya meninggikan suara saya kepada pak Boediono juga, terkait kekecewaan kenapa hanya bapak saya sendiri yang harus menjalani ini sendiri?" kata Nadia Mulya.
Nadia Mulya bahkan mengibaratkan ayahnya seolah dilempar ke kandang singa tanpa ada satupun orang yang mengulurkan tangan untuk membantu.
"Ibaratnya bapak saya dilempar ke kandang singa dan kalian tidak ada satupun yang memberikan bantuan apapun kepada bapak saya," kata Nadia Mulya.
Baca: Astaga! Penyanyi yang Sedang Hamil Mati Ditembak di Panggung Gara-gara Tak Mau Berjoget
Baca: Korban Miras Diobati Gratis, Ahli Psikologi Forensik: Sudi Pajak Dipakai Pengobatan Pemabuk?
Kendati demikian wanita yang kini telah berkeluarga itu mengakui Boediono sempat memberikan sejumlah ide yang dianggap bisa menyelesaikan kasus tersebut tanpa harus ada tuntutan pidana.
Namun Nadia Mulya menilai ide tersebut terlambat karena ayahnya sudah terlanjur menjadi terpidana.
"Yang saya ketahui tidak ada, dia (Boediono) cuma mengatakan dia memberikan banyak sekali ide-ide yang menurut saya sangat (terlambat), itu saja, 'kita bikin pertemuan dengan media, kita bikin press conference kalau kebijakan tidak bisa dipidanakan', itu saja solusi dari beliau," kata Nadia Mulya.
Saat itu, di jajaran pimpinan Bank Indonesia, Budi Mulya menjabat sebagai Deputi Bidang Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) sedangkan Boediono menjabat sebagai atasannya, yakni Gubernur BI.