Begini Sikap Petugas Damkar Sumedang Ketika Dimarahi Warga
Itulah gambaran pengalaman para petugas pemadam kebakaran (damkar) Kabupaten Sumedang saat bertugas.
Penulis: Seli Andina Miranti | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Seli Andina
TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Sudah jatuh tertimpa tangga, sudah honor sedikit, sering dimaki warga pula.
Itulah gambaran pengalaman para petugas pemadam kebakaran (damkar) Kabupaten Sumedang saat bertugas.
Tak jarang para petugas damkar menerima makian dari warga karena dianggap kurang becus memadamkan api.
"Biasanya yang memaki itu korban atau orang dekat korban yang melihat rumah atau bangunan yang terbakar sudah hampir hangus," ujar Deni Gumilar (30), petugas Damkar Kabupaten Sumedang, ketika ditemui Tribun Jabar di Alun-alun Sumedang, Senin (26/3/2018).
Baca: Penjabat Bupati Sumedang Janji Akan Sampaikan Keluhan Petugas Damkar kepada DPRD
Baca: Persib Bandung Kebobolan di Detik-detik Terakhir, Sang Kapten Menangis, PS Tira Raih Poin Satu
Warga, menurut Deni Gumilar, biasanya berpikir bangunan habis dilalap api hingga hangus atau tak bersisa karena petugas damkar yang terlambat datang ke lapangan.
"Padahal banyak faktor kenapa petugas datang terlambat ataupun api susah padam, tapi kadang warg itu tidak mau tahu," ujar Deni Gumilar.
Deni mencontohkan, kadang situasi arus lalu lintas sedang penuh sehingga pengguna jalan lainnya sulit memberi ruang bagi truk pemadam untuk dapat melaju cepat.
6 Kontroversi Iwan Setiawan, Sebut Persib Bukan Tim Bagus hingga Acungkan Jari Tengah ke Bonek https://t.co/n0mv7HwXYK via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) March 26, 2018
Selain itu, ada pula aspek fasilitas pemadam kebakaran di Kabupaten Sumedang yang sudah rusak sehingga mengganggu kinerja petugas.
"Truk damkar itu sudah tidam bisa mengebut karena sudah butuh perbaikan menyeluruh, sudah rusak," ujar Deni.
Deni sendiri bertugas sebagai sopir truk pemadam kebakaran sehingga merasakan langsung sulitnya mengendarai truk yang berbagai bagian mesinnya sudah rusak dan butuh perbaikan.
"Pokoknya sangat tidak enak. Mau pelan, dibutuhkan segera, mau cepat, takut celaka karena yang dikendarai mobil rusak," ujar Deni.
Kalau sudah dimarahi warga, Deni bercerita, ia dan petugas damkar yang lain hanya bisa pasrah dan mendengarkan keluhan bahkan makian warga sampai habis.
"Setelah mereka emosinya reda, baru kami berika pengertian pelan-pelan, seperti ini, loh, kondisi kami," ujarnya. (*)