Kericuhan di Lapas Cirebon Dipicu Komunikasi Buruk Petugas, Napi Iri Kamarnya Dirazia Dua Kali
Sebelum terjadi kegaduhan tersebut petugas Lapas Kelas I Cirebon sedang melakukan razia di setiap ruangan warga binaan.
Penulis: Mega Nugraha | Editor: Kisdiantoro
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pola komunikasi yang kurang baik dari petugas Lapas Kelas I Cirebon jadi penyebab terjadinya kemarahan warga binaan hingga berujung pada kericuhan di dalam lapas pada Kamis (22/3).
"Kemarin Kalapas Cirebon sudah beri laporan bahwa ini sebenarnya masalah mis komunikasi (petugas lapas dengan warga binaan)," ujar Kepala Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat (Jabar) Indro Purwoko ditemui di Jalan Asia Afrika Kota Bandung, Kamis (22/3).

Ia menjelaskan, sebelum terjadi kegaduhan tersebut petugas Lapas Kelas I Cirebon sedang melakukan razia di setiap ruangan warga binaan.
Razia dilakukan secara acak dengan sistem undian, ruangan mana saja yang akan dirazia. Namun, saat itu, kata Indro, salah satu warga binaan yang ruangannya sudah dirazia namun dirazia kembali.
VIDEO-- Gol Roket Febri Hariyadi ke Gawang Singapura, Disebut Buat Luis Milla Geleng-geleng Kepala https://t.co/xG7QT8nc9m via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) March 22, 2018
"Artinya warga binaan merasa kamarnya itu ada yang dua kali diperiksa tapi ruangan lain tidak dirazia. Jadi ini memang karena tidak ada komunikasi, (harusnya) mungkin sampaikan bahwa sudah dirazia sehingga kondisi itu memicu keirian. Kalau sudah dirazia ya sudah jangan lagi," kata Indro.
Ia menambahkan, kerusuhan di Lapas Kelas I Cirebon jadi pelajaran penting bagi Kanwil Kumham Jabar agar tidak terulang lagi. Razia tersebut kata Indro, sebagai bagian dari kegiatan rutin lapas dalam merazia barang-barang yang tidak seharusnya ada.
"Tentu saja akan dievaluasi supaya ke depan tidak terulang lagi," ujar Indro.