Gara-gara Perselihan Nama Alun-alun, Chandra Tewas Dipenggal

Pertengkaran menjadi aksi kekerasan dan berujung pada tewasnya ayah Yadav, Ram Chandra (70), dengan kepala terpisah dari tubuhnya.

Editor: Ravianto
gulfnews
Tej Narayan Yadav, putra Ram Chandra yang tewas dipenggal oleh massa terkait pemberian nama alun-alun di sebuah kota di India 

TRIBUNJABAR.ID, NEW DELHI - Seorang pria menjadi korban persaingan politikantara dua kelompok pendukung partai yang berbeda di India.

Pria berusia 70 tahun di desa Binar tewas dengan kepala terpenggal setelah putranya menamakan kawasan alun-alun desa dengan nama perdana menteri India, Narendra Modi.

Insiden itu menjadi pertama kalinya yang disebabkan persaingan antara kelompok pendukung partai oposisi Bharatiya Janata (BJP) dengan pendukung partai Rashtriya Janata Dal (RJD).

Permasalahan bermula saat salah seorang warga yang dituakan, Tej Narayan Yadav, yang mendukung partai BJP, menamakan wilayah alun-alun desa Bhadwa di distrik Darbhanga, dengan nama Perdana Menteri India, Narendra Modi.

Sementara sebagian warga desa lainnya ingin agar alun-alun desa diberi nama sesuai dengan pemimpin partai RJD, Lalu Prasad. 

Perselisihan itu berlangsung lama hingga akhirnya dilaporkan kepada polisi.

Baca: Gara-gara Cuti Ditolak, Badriyah Gelar Resepsi Pernikahan Tanpa Mempelai Laki-laki

Baca: Rumah Bersama Dihancurkan Setelah Gugatan Cerai, Orangtua: Tak Tersisa Satu Bata Batapun

Namun belum juga dicapai kata sepakat.

Hingga pada Kamis (15/3/2018) malam, sekitar 40 orang warga desa dengan membawa senjata tajam mendatangi kediaman Yadav.

Mereka memaksanya untuk segera mengubah nama alun-alun desa menjadi alun-alun Lalu Prasad.

Pertengkaran menjadi aksi kekerasan dan berujung pada tewasnya ayah Yadav, Ram Chandra (70), dengan kepala terpisah dari tubuhnya.

Anggota keluarga Yadav lainnya juga mengalami luka hingga harus dilarikan ke rumah sakit.

Kejadian tersebut langsung ditangani polisi yang kemudian menahan empat orang yang diduga menjadi penyebab kerusuhan berujung tewasnya seorang warga.

"Kami menahan empat orang yang diduga terlibat aksi kekerasan dan masih terus mencemati kasus ini," kata Kepala Polisi Senior di desa setempat, Satyaveer Singh, dilansir Gulf News, Jumat (16/3/2018).(*)


Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved