Bangunan SD di Dayeuhkolot Masih Tertutup Lumpur Sisa Banjir, Satu Bulan Belajar di Kelas Darurat

Sudah sebulan ini murid-murid SDN VII dan X Dayeuhkolot belajar di sekolah pengungsian darurat yang biasa mereka gunakan jika terjadi banjir.

Penulis: Mumu Mujahidin | Editor: Ichsan
Tribunjabar/Mumu Mujahidin
Sekolah dan ruang kelas SDN VII Dayeuhkolot masih terturup lumpur tebal. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mumu Mujahidin

TRIBUNJABAR.ID, DAYEUHKOLOT - Murid SDN VII dan X Dayeuhkolot di Kampung Bolero, Desa/Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, hingga saat ini belum bisa belajar di ruang kelas mereka. Pasalnya ruang kelas dan akses jalan menuju sekolah mereka masih tertutup lumpur tebal pascabanjir sebulan lalu.

Menurut pantauan Tribun Jabar, lumpur tebal bercampur air ini masih menggenangi akses jalan menuju sekolah dengan ketinggian hingga betis bahkan lutut orang dewasa. Lumpur bercampur air juga masih menutup halaman sekolah dan ruang-ruang kelas dua sekolah tersebut.

Baca: Penyerang Anyar Bhayangkara FC Puji Eks Bek Persib Bandung

Sudah sebulan ini murid-murid SDN VII dan X Dayeuhkolot belajar di sekolah pengungsian darurat yang biasa mereka gunakan jika terjadi banjir. Kelas darurat ini merupakan rumah kosong milik warga setempat, yang berada tak jauh dari sekolah mereka, oleh karena itu kadang sekolah pengungsian tersebut pun ikut tergenang.

"Iya sudah sebulan belajar di sini, belum sama sekali ke sekolah karena masih terendam lumpur bercampur air. Kalau di sini ikut kebanjiran paling belajar di rumah guru kadang ada sedikit anak-anak yang datang sekolah di saat banjir," tutur Maya Marsalian guru kelas 1 SDN VII Dayeuhkolot di lokasi kelas darurat.

Sejumlah murid belajar di dua ruangan masing-masing berukuran sekitar 4 meter x6 meter persegi. Dua ruangan tersebut ditempati murid kelas 1 hingga kelas V berdesakan. Sementara murid kelas VI belajar di rumah wali murid mereka tak jauh dari lokasi kelas darurat.

Murid-murid SDN VII Dayeuhkolot terpaksa UTS susulan di kelas darurat di Kampung Bolero, Desa/Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Senin (19/3/2018). Hal ini karena ruang kelas dan akses jalan menuju sekolah mereka masih terendam lumpur tebal hingga selutut orang dewasa.
Murid-murid SDN VII Dayeuhkolot terpaksa UTS susulan di kelas darurat di Kampung Bolero, Desa/Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Senin (19/3/2018). Hal ini karena ruang kelas dan akses jalan menuju sekolah mereka masih terendam lumpur tebal hingga selutut orang dewasa. (Tribunjabar/Mumu Mujahidin)

"Minggu ini anak-anak mengikuti UTS (ujian tengah semester) susulan. Setelah minggu lalu kita gelar UTS, karena kemarin tidak bisa semua ikut UTS, karena masih kebanjiran," kata Maya.

Para murid ini melaksanakan UTS di kelas darurat yang sangat memprihatinkan. Atap rumah tersebut sudah tampak lapuk, yang sewaktu-waktu bisa ambruk. Selain itu tidak terdapat alat peraga seperti papan tulis, bangku dan meja belajar. Anak-anak belajar dengan cara lesehan di lantai menggunakan karpet seadanya.

Diakui para guru dengan kondisi serba memprihatinkan tersebut. Selama sebulan mereka belajar di kelas darurat, belum pernah ada pihak Dinas Pendidikan atau yang mewakilinya memantau langsung atau hanya sekedar menengok kondisi sekolah mereka.

"Kemarin sudah ada pembersihan lumpur di jalannya belum sampai sekolahnya baru 50 meteran. Karena lumpurnya tebal sekali sampai lutut, jadi disemprot (Mobil Damkar) pun mental," ujar Pengurus Sekolah SDN VII Endang Turman di lokasi.

Pembersihan dilakukan oleh warga setempat dibantu TNI dan Damkar Kabupaten Bandung secara manual menggunakan alat sederhana. Pembersihan dilakukan dari siang hingga sore hari, dan rencananya akan dilanjutkan hari ini.

"Biasanya pembersihan tiga hari bisa selesai. Mudah-mudahan Rabu sudah bisa digunakan sekolah lagi, itupun kalau tidak hujan lagi dan air masuk lagi," katanya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved