Polda Jabar Pastikan Warga Tasik Ini Anggota MCA, Begini Pembagian Tugasnya dalam Sebarkan Hoax
Kelompok itu anggotanya dikenal sebagai penyebar informasi bohong di media sosial alias hoax.
Penulis: Mega Nugraha | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha Sukarna
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Direktur Reserse dan Kriminal Umum Polda Jabar, Kombes Umar Surya Fana memastikan Fuad Sidiq, warga Kecamatan Cikalong Kabupaten Tasikmalaya adalah anggota Muslim Cyber Army (MCA).
Kelompok itu anggotanya dikenal sebagai penyebar informasi bohong di media sosial alias hoax.
Fuad lewat akun Facebooknya menyebarkan informasi bahwa orang gila membawa senjata tajam membuat gaduh di Pondok Pesantren Cipasung, Kabupaten Tasikmalaya ke grup Facebook United MCA.
Baca: Penyidik Polda Jabar Akan Panggil Semua Anggota KPU dan Panwaslu Garut
Padahal, kejadian itu tidak pernah ada.
"Berdasarkan pengembangan, profiling dia merupakan anggota MCA meski pakai United MCA. United MCA terverifikasi sebagai bagian dari MCA, lebih tepatnya underbouw MCA," ujar Umar di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno-Hatta Bandung, Kamis (1/3/2018).
Pantauan Tribun Jabar, United MCA adalah grup tertutup dan khusus, sehingga butuh verifikasi untuk bisa menjadi member di dalamnya.
Dalam organisasi itu terdapat sejumlah pembagian tugas.
Setelah 28 Februari, Kartu SIM yang Belum Registrasi Ulang Ternyata Masih Aktif Lho, Inilah Faktanya https://t.co/I26AF95yQz via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) February 28, 2018
Ada pencari foto dan berita hingga sniper.
Fuad berperan sebagai sniper atau pengumpan foto.
"Sebagai pengumpan foto, dia akan mem-feeding foto dan berita yang ia terima ke inti MCA atau United MCA. Nanti, inti MCA itu yang akan mengkolaborasi apakah konten itu layak diviralkan atau tidak. Adapun empat orang anggota MCA yang ditangkap Bareskrim Mabes Polri bertugas untuk memastikan konten yang diumpan sniper ini layak disebar atau tidak," kata Umar.
Ia mengatakan peran sniper di Jabar cukup banyak. Fuad salah satunya, mengaku mendapat foto tersebut setelah mencari di internet kemudian dikemas seolah-olah orang gila membuat gaduh di pesantren.
Padahal faktanya, polisi mengamankan orang gila di jalanan, dimandikan kemudian diserahkan ke Dinas Sosial dan sama sekali tidak berkaitan dengan pesantren.