Masih Ada Diskriminasi Layanan Kesehatan bagi Pengidap HIV/AIDS dan Korban Narkoba

Patri Handoyo mengatakan semua orang seharusnya diperlakukan sama terutama dalam hal layanan kesehatan.

Penulis: Ery Chandra | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Tribun Jabar/Ery Candra
Satu di antara pendiri Komunitas Rumah Cemara, Patri Handoyo, (memakai kemeja lengan panjang yang digulung), menyerahkan cindera mata kepada Koordinator Liputan Tribun Jabar, Machmud Mubarok, di Kantor Tribun Jabar, Kota Bandung, Kamis (1/3/2018). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ery Chandra

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG- Rumah Cemara berharap akan Indonesia tanpa diskriminasi terhadap pengidap HIV atau AIDS dan pengguna napza (narkotika, psikotropika, dan zat adiktif).

Satu di antara pendiri Komunitas Rumah Cemara, Patri Handoyo, mengatakan visi Rumah Cemara untuk menjadikan Indonesia tanpa stigma, tanpa diskriminasi.

Menurutnya, semua orang mempunyai kesempatan yang sama untuk mengakses berbagai layanan dan fasilitas publik.

"Diskriminasi terutama untuk orang-orang yang enggak punya ya. Misalnya, beda dengan orang yang HIV/ AIDS tapi kaya dia bisa mengakses," ujarnya  di Kantor Tribun Jabar, Jalan Sekelimus, Kota Bandung, Kamis (29/2/2018).


Patri menuturkan persoalannya adalah terhadap pengidap HIV/AIDS dan korban narkoba yang miskin.

Menurutnya, mereka ini masih kesulitan menikmati fasilitas dan layanan publik berbeda pada pengidap HIV/AIDS dan korban narkoba tapi berasal dari keluarga kaya.

"Undang-undang sudah mengatur itu tapi perlakuan aparat beda, dan yang tidak punya uang tidak bisa mengakses," ujar dia.

Patri Handoyo mengatakan semua orang seharusnya diperlakukan sama terutama dalam hal layanan kesehatan.

Faktanya, lanjut Patri, banyak pengidap HIV/AIDS dan korban narkoba yang meninggal justru lantaran terlambat mendapatkan layanan medis.

"Mereka mati bukan karena mengkonsumsi narkoba tapi mati ketika pelayanan kesehatan," katanya.

Ia berharap tidak adanya lagi pengidappengidap HIV/AIDS dan korban narkoba yang merasakan proses pengobatan rumah sakit yang bertele-tele.

"Kami mendorong layanan yang HIV dan narkoba ini tersebut sampai tingkat puskesmas," ujarnya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved