Ini Cerita Abraham Samad Tentang Kekuatan Suatu Bangsa yang Ditemukannya di Dalam Pesawat Malaysia

Ketua KPK periode 2011-2015 Abraham Samad berbagi cerita saat dia menggunakan maskapai penerbangan Malaysia.

Penulis: Yongky Yulius | Editor: Dedy Herdiana
TRIBUN JABAR/Yongky Yulius
Abraham Samad pada seminar nasional bertajuk 'Spirit of Indonesia' yang digelar di Gedung Achmad Sanusi, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Kota Bandung, Selasa (13/2/2018), 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Yongky Yulius

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Saat menjadi pembicara di seminar nasional bertajuk 'Spirit of Indonesia', di Gedung Achmad Sanusi, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Kota Bandung, Ketua KPK periode 2011-2015 Abraham Samad berbagi cerita saat dia menggunakan maskapai penerbangan Malaysia.

Saat berada di dalam pesawat sebuah maskapai penerbangan Malaysia, Abraham mengaku mendapatkan jawaban mengapa Malaysia sekarang menjadi negara yang kuat dan cukup maju.

"Ketika di dalam pesawat maskapai penerbangan Malaysia, (saya berpikir) kira-kira apa yang menyebabkan Malaysia kuat? Pada 1987-an di Universitas Hasanuddin banyak orang Malaysia kuliah di sana. Sekarang kebalikannya, orang Indonesia banyak yang kuliah di Malaysia," ujarnya, Selasa (13/2/2018).

Baca: Serahkan Alphard dan Fortuner, Deddy Mizwar Siap Ngebut Pakai Lexus dan Mini Cooper

Saat di dalam pesawat itu, dia mengaku menemukan sesuatu yang menarik.

Abraham mengaku mendapati orang-orang Malaysia masih memegang teguh identitas bangsanya.

"(Masih) adanya identitas. Disampaikannya 'Assalamualaikum' (oleh pramugari). Kemudian, salam itu diterjemahkan ke Bahasa Melayu, lalu Bahasa Inggris. Itu adalah identitas Malaysia. Kenapa Malaysia begitu kuat? Karena mereka mempertahankan identitas melayu," katanya.


Hal inilah yang jarang ditemukannya saat berada di dalam pesawat maskapai penerbangan Indonesia.

"Indonesia seakan kehilangan filter. Budaya yang datang dari luar dengan mudah meresap dan diikuti generasi muda Indonesia," ujarnya.

Budaya pragmatis, lanjut dia, bukan dari Indonesia.

Baca: Survei Indo Barometer Elektabilitas Paslon : Rindu 44,8 %, 2DM 27,9 %, Hasanah 1 %, dan Asyik 0,9 %

"(Sebetulnya dulu) nggak ada orang Indonesia narkoba, korupsi. Budaya Indonesia itu adalah gotong royong, empati," kata Abraham.

Budaya-budaya asing, sambungnya, mudah masuk karena arus globalisasi.

"Ini masuk karena arus globalisasi. Ini tidak ada proteksi. Ini tidak ada identitas," ujarnya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved