Pangdam III Siliwangi Tegaskan, TNI Siap Lindungi Ulama dari Tindak Kekerasan
Menurut Doni, aparat TNI dan kepolisian akan berkoordinasi untuk berpatroli di beberapa pondok pesantren, termasuk kediaman ulama.
Penulis: Theofilus Richard | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Theofilus Richard
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Sejumlah kasus kekerasan yang menimpa ulama dan tokoh agama, mendapat perhatian dari bebagai kalangan, termasuk dari kepolisian dan TNI.
Satu di antaranya adalah dari Pangdam III Siliwangi, Mayjen TNI Doni Monardo.
"Oleh karenanya Jumat kemarin, ketika ulama dari Bogor, Sukabumi, Cianjur, bersilaturahmi dengan Pangdam III Siliwangi, jajaran TNI siap bekerja sama dengan Polri melindungi ulama," ujar Doni dalam acara Silaturahmi Bersama Ormas Islam dan Pesantren Jawa Barat dalam Rangka Menjaga Kondusivitas Jawa Barat di Gedung Sate, Kota Bandung, Minggu (11/2/2018).
Baca: Santapan Khas Sunda di Enam Warung Nasi di Bandung Ini Banyak Diburu Penikmat Kuliner
Menurut Doni, aparat TNI dan kepolisian akan berkoordinasi untuk berpatroli di beberapa pondok pesantren, termasuk kediaman ulama.
Dengan begitu, diharapkan dapat memberi rasa aman pada ulama dan santri. Ia juga meminta pada ulama untuk selalu berkomunikasi dengan pihak kepolisian dan TNI.
Ingin Berdamai, Jessica Iskandar Beri Kesempatan Kedua Untuk Mantan Suami: Pintu Selalu Terbuka https://t.co/vKuigIMfSX via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) February 11, 2018
"Ulama juga bisa membuka komunikasi dengan Kodim, Koramil, kami juga bekerja sama dengan kepolisian untuk membantu personel. Meski tidak 24 jam, diharapkan kehadiran TNI membantu Polri bisa memberi suasana tentram bagi ulama," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, ia juga menyampaikan pentingnya peran ulama di Indonesia.
Mayjen TNI Doni Monardo mengatakan, berkaca pada cerita sejarah mengenai ulama dan santri yang ikut berjuang merebut kemerdekaan.
Perjuangan ulama dan santri bersama tokoh pergerakan lainnya sudah lebih dulu berjuang melawan penjajah sebelum TNI lahir pada 5 Oktober 1945.
"Ada kejadian yang baru kita rasakan, ada ulama mendapat perlakuan tidak pantas, yaitu diperlakukan menggunakan kekerasan," ujarnya.
Di tempat yang sama, Ketua MUI Jabar, Rachmat Syafe'i, meminta kepolisian mengusut tuntas kasus penganiyaan ulama yang terjadi beberapa minggu lalu.
“Kami meminta kepolisian untuk mengusut kasus ini setuntas-tuntasnya sehingga masyarakat mendapat informasi sejelas-jelasnya,” ujarnya.