Fenomena Orang Gila

Mantan Kepala Bais: Informasi Hoaks Ustaz Dianiaya Orang Gila Terkait Pilgub Jabar

Mantan Kepala Badan Intelijen Stategis (Bais) 1996-2014, Soleman B Ponto ‎sekaligus pengamat intelijen berpendapat . . .

Penulis: Mega Nugraha | Editor: Dedy Herdiana
Twitter
Soleman B Ponto 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Mantan Kepala Badan Intelijen Stategis (Bais) 1996-2014, Soleman B Ponto ‎sekaligus pengamat intelijen berpendapat banyaknya informasi hoaks soal ustaz yang dianiaya orang gila dimanfaatkan dan didomplengi pihak-pihak tertentu untuk kepentingan politik Pilgub Jabar 2018.

"Ini pertarungan politik di Pilgub Jaba‎r. Karena suka atau tidak suka, Pilgub Jabar ini bernuansa agama. Sehingga, jika ada yang memanfaatkan agama, maka akan berkorelasi dengan kejadian di masa lalu (lawannya Partai Komunis Indonesia)," ujar Soleman via ponselnya dari Bandung, Kamis (8/2/2018).

Seperti diketahui, kabar tokoh agama dianiaya menyebar cepat lewat media sosial sejak dua pekan terakhir. Pertama, penculikan pemuka agama di Kota Cimahi belakangan diklarifikasi adalah hoax.

Baca: Perbedaan Jokowi dan Fadli Zon saat Pakai Payung, Netizen: Terlihat Mana yang Melayani dan Dilayani

Kedua, di Garut, santri dianiaya orang tak dikenal padahal itu hanya settingan dan sengaja disebar untuk mencari perhatian. Ketiga, informasi pria disebut pura-pura gila di Astana Anyar Kota Bandung berada di dalam mesjid mencari ustadz dan disebar di media sosial, belakangan diketahui ternyata mabuk lem aibon dan terduga pencurian.

Keempat, informasi menyebutkan Ustaz Sulaiman di Kabupaten Bogor dianiaya orang gila disebar di media sosial Facebook belakangan juga diketahui ternyata yang dianiaya seorang petani oleh sesama petani, tidak melibatkan ustaz atau ulama dan orang gila. Ke lima, kabar di media sosial menyebutkan ustadz dianiaya di Kecamatan Cikancung Kabupaten Bandung. Ternyata itu juga informasi tidak benar.

Soleman mengisahkan peristiwa di masa lalu yang menyebutkan sejumlah pemuka agama dianiaya oleh partai tertentu. Menurutnya, saat ini ada upaya untuk mengkait-kaitkan dengan kondisi di masa lalu.

"Di Pilgub Jabar atau di momen politik apapun, suka atau tidak suka PDI Perjuangan selalu dikait-kaitkan dengan peristiwa di masa lalu. Jadi kalau ada seperti ini, ya mainanya begitu," ujar Soleman.

Apalagi, kasus ini tidak hanya sekali. Dua kasus dengan dua korban berlatar belakang sama dianiaya oleh terduga pelaku orang dengan gangguan jiwa.

"Masa berturut-turut orang gila, kan tidak masuk akal juga. Bagi saya, ini sudah by design untuk mendiskreditkan kelompok tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan simpati dan dukungan dengan memainkan isu-isu PKI, karena itu paling gampang," ujar Soleman.

Ia berpendapat peristiwa dua ustadz dianiaya dua orang dengan gangguan jiwa kemudian berlanjut dengan penyebaran informasi hoax adalah disengaja.

"Jelas hoax ini disengaja dengan harapan dukungan bagi pihak-pihak tertentu. Siapa yang diuntungkan, tentunya untuk yang mengusung jargon agama (di Pilgub Jabar) dan ini akan terus dimainkan bahkan bisa sampai Pilpres 2019," ujar dia.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved