Demiz Ungkap Masalah di Sepanjang Aliran Citarum Bukan Hanya Soal Lahan Kritis, Tapi . . .

Hal tersebut diungkapkan Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar di Lapangan Desa Sukamanah, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Penulis: Seli Andina Miranti | Editor: Dedy Herdiana
TRIBUN JABAR/AHMAD IMAM BAEHAQI
Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar, saat diwawancarai usai meresmikan kawasan Kota Tanpa Kumuh di Balai Desa Jatiseeng, Kecamatan Ciledug, Kabupaten Cirebon, Kamis (18/1/2018). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Seli Andina

TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Permasalahan yang harus diselesaikan di sepanjang aliran Sungai Citarum bukan hanya masalah lahan kritis yang membutuhkan rehabilitasi.

Masih ada masalah yang harus diperhatikan oleh berbagai elemen masyarakat, salah satu yang paling membutuhkan perhatian serius adalah masalah limbah.

Hal tersebut diungkapkan Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar, ketika ditemui Tribun Jabar di Lapangan Desa Sukamanah, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Kamis (25/1/2018).

Baca: Ini yang Diunggah Pasien Korban Pelecehan di Sosmed, Sebelum Peristiwa Tidak Senonoh Itu Terjadi

Baca: Bobotoh Cantik Ini Khawatir Pada Persib yang akan Lakoni Laga Penentu

"Penegakan hukum oleh Polda Jabar dab koordinasjk dengan Menkopolhukam sangat penting untuk masalah ini," ujar Deddy Mizwar.

Deddy Mizwar mengungkapkan, saat ini sampah telah berkurang secara signifikan, namun limbah cair justru bertambah.

Karena itu, menurutnya, saat ini tidak ada satu mahluk hidup pun yang tahan untuk hidup di sungai Citarum.


"Karena beracun semua," ujar Deddy Mizwar.

Angka 70 ribu pohon yang ditanam hari ini pun, menurut Wakil Gubernur Jawa Barat tersebut, masih merupakan angka sedikit bila dibandingkan target jumlah kawasan hijau di Jawa Barat.

Deddy Mizwar membuka kegiatan penanaman pohon secara simbolik.
Deddy Mizwar membuka kegiatan penanaman pohon secara simbolik. (Tribun Jabar/Seli Andina Miranti)

Menurutnya, Jawa Barat masih memiliki delapan persen lagi kawasan yang perlu dijadikan hutan lindung.

"Ini hanya menanam sesuatu yang tadinya ada menjadi rusak, belum di lahan-lahan kritis delapan persen tadi," ujarnya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved