Pilkada Serentak
Berkas Pencalonan Tak Diterima, Kubu Rustandie-Dikdik Bertahan di Kantor KPU Hingga Jelang Subuh
Masalah timbul saat pihak KPU Purwakarta menemui adanya berkas mengenai SK rekomendasi ganda untuk bapaslon itu.
Penulis: Haryanto | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Haryanto
TRIBUNJABAR.CO.ID, PURWAKARTA- Hingga Kamis (11/1/2018) pukul 02.24 WIB, penerimaan berkas pencalonan bakal calon bupati dan wakil bupati Purwakarta, Rustandie dan Dikdik Sukardi, masih berlangsung alot.
Adu argumen dari kedua belah pihak, antara KPU Purwakarta dengan orang-orang dari bakal pasangan calon (bapaslon) tersebut masih terjadi sejak Rabu (10/1/2018) pukul 23.43 WIB.
Masalah timbul saat pihak KPU Purwakarta menemui adanya berkas mengenai SK rekomendasi ganda untuk bapaslon itu.
SK itu berasal dari partai Hanura. SK pertama diketahui bapaslon yang diusung Hanura adalah Anne Ratna Mustika dan H Aming.
https://t.co/UV8IPUG5D3 via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) January 10, 2018
Keduanya mendaftar ke KPU Purwakarta pada Rabu (10/1/2018) pukul 09.30 WIB.
Namun, pada SK yang kedua, tertera H Rustandie untuk bakal calon bupati dan Dikdik Sukardi sebagai wakilnya.
Rustandie bersama rombongannya hadir pada hari Rabu pukul 22.00 WIB.
Perdebatan ini terus berlangsung karena KPU meyakini tidak bisa menerima berkas pencalonan karena mengaku mengikuti PKPU yang telah ada.
Baca: Diam-diam Twitter Pulihkan Verifikasi Centang Biru?
"Kami memiliki guidance PKPU yang memiliki payung hukum," kata Ketua KPU Purwakarta, Ramlan Maulana.
Namun, pihak pengusung bapaslon Rustandie dan Dikdik bersikukuh meminta berkas pencalonannya diterima oleh pihak KPU Purwakarta.
Bahkan, pihak tersebut dengan berteriak akan bertahan dan menduduki kantor KPU Purwakarta di Jalan Flamboyan, Nagri Kaler, Purwakarta hingga berkasnya diterima.
"Kami ingin berkas ini diterima terlebih dahulu dan berikan tanda terimanya, lalu kita pulang dengan tertib. Jika berkas ini tidak diterima, kami akan duduki KPU ini juga dengan tertib," kata seorang dari rombongan bapaslon Rustandie-Dikdik, Subarkah.